2 oknum TNI, Peltu Lubis dan Kopda Basar, jadi tersangka kasus judi sabung ayam maut di Way Kanan, Lampung. 3 polisi gugur usai ditembak Kopda Basar. Berita mengenai insiden penembakan yang melibatkan Kopda Basar hingga menyebabkan tewasnya tiga anggota polisi di Lampung tentu menjadi perhatian serius bagi seluruh masyarakat. Kejadian semacam ini tidak hanya menyoroti masalah keamanan yang ada di Indonesia, tetapi juga mengungkapkan isu yang lebih dalam, yaitu bagaimana institusi militer dan kepolisian bekerja sama untuk menjaga ketertiban dan keamanan publik. Dalam setiap kasus penembakan oleh anggota militer atau kepolisian, selalu ada pertanyaan mengenai penyebab dan latar belakang tindakan tersebut. Apakah ada faktor provokasi, tekanan mental, atau masalah pribadi yang mendorong seseorang melakukan tindakan kekerasan? Dalam hal ini, penting bagi pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan mendalam agar tidak hanya memberikan keadilan bagi korban, tetapi juga menemukan akar masalah yang mungkin memicu insiden tersebut. Keberadaan anggota militer dalam situasi seperti ini juga menimbulkan tanda tanya tentang pelatihan, pengawasan, dan kontrol yang diberikan terhadap mereka. Apakah mereka telah dibekali dengan pendekatan yang tepat dalam menangani situasi konflik, terutama yang melibatkan aparat kepolisian? Selain itu, interaksi antara militer dan kepolisian sering kali rumit, di mana kedua lembaga ini perlu bekerja sama secara harmonis dalam menjaga keamanan tanpa menciptakan ketegangan yang merugikan. Tindakan kekerasan semacam ini juga dapat mengganggu kepercayaan publik terhadap institusi keamanan. Masyarakat perlu merasa aman dan dilindungi oleh aparat yang seharusnya bertugas untuk menjaga keselamatan mereka. Jika insiden seperti ini terus terjadi, kepercayaan akan berkurang, dan masyarakat bisa menjadi semakin skeptis terhadap sistem hukum dan perlindungan yang ada. Dari sisi sosial, insiden ini juga menggambarkan dampak dari tekanan psikologis dan stres yang sering kali dihadapi oleh anggota militer dan kepolisian. Mereka beroperasi dalam situasi yang penuh risiko, dan sering kali, kesehatan mental mereka tidak mendapatkan perhatian yang memadai. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan psikologis dan program rehabilitasi bagi mereka agar tidak terjerumus ke dalam tindakan yang merugikan. Akhirnya, masyarakat dan pemerintah perlu berdialog tentang bagaimana mencegah kejadian serupa di masa depan. Ini dapat mencakup pelatihan yang lebih baik, program kesehatan mental bagi anggota militer dan polisi, serta langkah-langkah hukum yang tegas kepada siapa pun yang melanggar tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelindung masyarakat. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan insiden tragis seperti yang melibatkan Kopda Basar tidak akan terulang lagi.