Yoie menjelaskan, adanya perangkat EWS ini dapat membantu masyarakat lebih sigap dalam mewaspadai ancaman bencana banjir. Berita mengenai pemasangan perangkat Early Warning System (EWS) oleh BPBD Mojokerto di Tempurejo sebagai langkah untuk meningkatkan kewaspadaan warga terhadap kemungkinan banjir patut disambut positif. Upaya ini menunjukkan perhatian pemerintah daerah terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah yang rawan bencana. Dengan adanya EWS, diharapkan warga bisa mendapatkan informasi yang cepat dan akurat mengenai kemungkinan terjadinya banjir, sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Sistem peringatan dini sangat penting dalam mitigasi bencana, karena dapat membantu mengurangi risiko dan dampak dari banjir. Dengan informasi yang tepat waktu, warga bisa mempersiapkan diri, seperti mengevakuasi barang-barang berharga, mengamankan rumah, atau bahkan mengungsi jika diperlukan. Selain itu, sosialisasi tentang cara menggunakan EWS dan cara bertindak saat menerima peringatan harus dilakukan dengan intensif, agar masyarakat lebih siap dan tidak panik ketika situasi darurat terjadi. Namun, penting juga untuk memastikan bahwa EWS yang dipasang berfungsi dengan baik dan dapat diandalkan. Pengawasan dan pemeliharaan berkala menjadi kunci untuk menjamin efektivitas sistem ini. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam proses ini sangat diperlukan. Dengan melibatkan warga dalam pelatihan dan simulasi bencana, mereka akan lebih memahami pentingnya peringatan dini dan bagaimana cara berrespons terhadap informasi yang diberikan. Selain merespons secara teknis seperti memasang EWS, penting juga untuk menangani akar permasalahan yang menyebabkan terjadinya banjir. Pengelolaan lingkungan yang baik, pengaturan tata ruang, dan pengendalian aliran sungai mutlak diperlukan untuk mengurangi risiko banjir di masa depan. Dengan pendekatan yang komprehensif, termasuk upaya pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan, kita bisa berharap untuk mengurangi dampak bencana alam, termasuk banjir, di wilayah tersebut. Kebijakan seperti ini seharusnya juga diimplementasikan di daerah-daerah lain yang memiliki potensi risiko bencana serupa. Dengan pengetahuan, teknologi, dan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai stakeholder, kita bisa meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana. Memang, pencegahan lebih baik daripada mengobati, sehingga investasi dalam sistem peringatan dan kesiapsiagaan merupakan langkah yang sangat bijaksana untuk melindungi nyawa dan harta benda. Kesimpulannya, pemasangan piranti EWS is merupakan langkah yang konstruktif dalam menghadapi ancaman banjir di Tempurejo. Namun, keberhasilan dari program ini tidak hanya bergantung pada teknologi yang dipasang, melainkan juga pada partisipasi aktif dari masyarakat dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah. Dengan kerja bersama, diharapkan kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terlindungi dari ancaman bencana.