Rupiah Anjlok, Terendah sejak Krisis 1998, yang Rugi Masyarakat karena Kebutuhan Hidup Makin Mahal

26 March, 2025
7


Loading...
Rupiah anjlok ke level terendah sejak krisis 1998, yang rugi masyarakat karena kebutuhan hidup makin mahal.
Berita mengenai penurunan nilai tukar Rupiah yang mencapai titik terendah sejak krisis ekonomi 1998 tentu merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan. Nilai tukar mata uang yang lemah dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian domestik. Salah satu dampak paling terasa adalah meningkatnya harga barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat membebani masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah yang sudah mengalami kesulitan ekonomi akibat inflasi tinggi. Ketika Rupiah melemah, harga impor akan meningkat. Banyak barang kebutuhan pokok, termasuk bahan makanan dan barang-barang konsumsi, sangat bergantung pada impor. Hal ini menjadi pekerja rumah tangga yang sulit, karena biaya hidup sehari-hari akan meningkat. Masyarakat yang mungkin sudah merasakan tekanan finansial akibat pandemi COVID-19 kini dihadapkan pada tantangan tambahan, yang dapat memperburuk kondisi hidup mereka. Lebih lanjut, situasi ini tidak hanya berdampak pada konsumen tetapi juga pada pelaku usaha kecil. Banyak usaha kecil yang bergantung pada bahan baku impor atau barang setengah jadi. Dengan melemahnya Rupiah, biaya produksi akan meningkat, dan ini bisa memaksa pelaku usaha untuk menaikkan harga jual atau, dalam kasus ekstrem, menghentikan operasional mereka. Dampaknya, lapangan kerja bisa berkurang, dan tingkat pengangguran bisa meningkat. Selain itu, ketidakstabilan nilai tukar juga dapat memengaruhi kepercayaan investor, baik domestik maupun asing. Investor cenderung menghindari pasar yang berisiko tinggi, dan jika mereka merasa bahwa keadaan ekonomi Indonesia tidak kondusif untuk investasi, ini bisa mengakibatkan aliran investasi yang lebih sedikit. Over time, hal ini tentu akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan pengembangan infrastruktur yang sangat dibutuhkan di berbagai sektor. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan tindakan dari pemerintah dan bank sentral. Perlu adanya kebijakan fiskal dan moneter yang mampu menjaga stabilitas nilai tukar dan mengendalikan inflasi. Selain itu, diversifikasi ekonomi agar tidak terlalu bergantung pada sektor-sektor tertentu juga bisa menjadi langkah yang bijaksana. Penyelesaian jangka panjang yang berkelanjutan harus dipikirkan agar perekonomian Indonesia dapat tumbuh dengan stabil tanpa terlalu rentan terhadap gejolak nilai tukar. Secara keseluruhan, situasi ini merupakan pengingat bahwa stabilitas ekonomi sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Kebijakan yang proaktif dan responsif diperlukan untuk melindungi lapisan masyarakat yang paling rentan serta memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat diakses oleh semua, bukan hanya segelintir pihak. Kesehatan ekonomi yang baik akan tercipta jika semua elemen terlibat dalam upaya memitigasi risiko dan mempromosikan pertumbuhan yang inklusif.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment