Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, berbagai hal yang harus dipersiapkan dalam menyambut para wisatawan yakni terkait sarana prasarana Berita mengenai permintaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh untuk pengelola wisata agar bersiap menyambut libur Lebaran merupakan langkah yang positif dalam mempersiapkan sektor pariwisata di daerah tersebut. Libur Lebaran adalah momentum penting bagi industri pariwisata, di mana banyak orang berencana untuk berlibur, baik di dalam maupun luar daerah. Dalam konteks Aceh yang memiliki kekayaan budaya dan alam yang luar biasa, persiapan yang matang akan sangat berkontribusi terhadap pengalaman wisata yang memuaskan bagi pengunjung. Persiapan yang dimaksud tentu meliputi peningkatan fasilitas, layanan, dan keamanan di objek-objek wisata. Disbudpar perlu memastikan bahwa pengelola wisata memperhatikan aspek kebersihan, kenyamanan, serta protokol kesehatan, terutama jika masih ada kekhawatiran terkait penyebaran penyakit. Selain itu, promosi yang baik mengenai destinasi wisata juga penting agar masyarakat luas mengetahui keindahan Aceh dan merencanakan kunjungan mereka. Salah satu hal yang penting untuk ditekankan adalah perlunya kolaborasi antara pemerintah daerah, pengelola wisata, dan masyarakat lokal. Sinergi ini akan memastikan bahwa semua aspek persiapan dapat dilaksanakan dengan baik. Misalnya, melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata dapat memberikan nilai tambah melalui sentuhan budaya yang otentik dan meningkatkan ekonomi lokal. Ini juga akan membantu menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan budaya selama periode kunjungan yang ramai. Lebaran juga seringkali menjadi waktu di mana banyak orang melakukan perjalanan untuk berkumpul dengan keluarga. Oleh karena itu, penting bagi pengelola wisata untuk memahami pola kunjungan selama periode ini. Penataan arus pengunjung, penambahan layanan transportasi, dan peningkatan kapasitas tempat inap adalah beberapa langkah yang sebaiknya diambil agar pengalaman berwisata menjadi lebih nyaman bagi pengunjung. Selain itu, Aceh memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor wisata sejarah dan budaya. Dalam konteks ini, pengelola wisata perlu mempromosikan keunikan tersebut, misalnya melalui penyelenggaraan festival budaya yang dapat menarik perhatian wisatawan. Inisiatif tersebut tidak hanya akan meningkatkan kunjungan wisata selama libur Lebaran, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang terhadap kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya lokal. Dengan segala persiapan yang matang, tidak diragukan lagi bahwa libur Lebaran dapat menjadi titik balik yang signifikan bagi pemulihan dan perkembangan pariwisata di Aceh. Keberhasilan dalam menyambut wisatawan di hari raya ini akan menjadi indikator bagi pengelola dan pemerintah bahwa Aceh siap untuk menjadi destinasi pilihan selama tahun-tahun mendatang. Semoga upaya-upaya ini dapat terwujud dan menciptakan pengalaman berkesan bagi semua yang berkunjung.