Modus arisan bodong, seorang selebgram berinisial RAW diduga menipu banyak orang hingga menderita kerugian Rp 30 miliar. Berita tentang modus arisan bodong yang melibatkan seorang selebgram bernama RAW sangat mencengangkan dan menjadi sorotan publik. Dalam kasus ini, banyak orang yang tertipu dengan modus operandi yang tampaknya menguntungkan, tetapi sebenarnya merupakan penipuan yang merugikan banyak orang. Penipuan arisan bodong ini mengingatkan kita pada pentingnya kewaspadaan dalam berinvestasi, terutama saat melibatkan orang-orang yang memiliki pengaruh di media sosial. Sosial media memang memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk opini dan menarik perhatian masyarakat. Selebgram sering kali dianggap sebagai sosok yang dapat dipercaya, dan banyak orang yang merasa lebih nyaman untuk berinvestasi atau terlibat dalam program yang mereka tawarkan. Namun, situasi ini menunjukkan bahwa ketidakpahaman dan kurangnya pengetahuan tentang investasi dapat membuat masyarakat rentan terhadap penipuan. Investor harus selalu melakukan riset dan memverifikasi informasi sebelum terlibat dalam suatu program. Kasus ini juga membuka diskusi tentang regulasi yang terkait dengan influencer dan kegiatan investasi di media sosial. Di era digital saat ini, penipuan semacam ini dapat dengan mudah terjadi dan menyebar dengan cepat. Oleh karena itu, pihak berwenang perlu lebih proaktif dalam mengawasi kegiatan bisnis yang dilakukan oleh influencer, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengidentifikasi penipuan dan investasi yang berisiko tinggi. Dampak dari kasus ini tidak hanya merugikan individu yang menjadi korban, tetapi juga menciptakan stigma negatif terhadap influencer atau selebgram lainnya yang sebenarnya menjalankan bisnis dengan jujur. Para pelaku usaha yang berintegritas harus bekerja lebih keras untuk membangun kepercayaan masyarakat, sementara juga memberikan edukasi yang diperlukan untuk mencegah kasus serupa di masa depan. Selanjutnya, penting juga untuk menyoroti peran media dalam memberitakan kasus-kasus seperti ini. Media memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang akurat dan mendidik masyarakat tentang risiko serta praksis yang baik dalam investasi. Penjelasan yang jelas dan rinci dapat membantu masyarakat memahami situasi dan mengambil keputusan yang lebih bijak en dash; bukan hanya tentang investasi, tetapi juga dalam hal memilih influencer atau sosok publik yang mereka percayai. Akhirnya, semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi banyak orang agar lebih berhati-hati dalam memilih investasi dan memahami cara kerja arisan atau skema sejenis. Kewaspadaan dan pengetahuan adalah kunci untuk melindungi diri dari penipuan yang bisa merugikan finansial dan mental. Sebagai masyarakat, kita semua perlu belajar dari kesalahan ini dan berkomitmen untuk saling mendukung dalam membangun lingkungan investasi yang sehat dan transparan.