Dia menyampaikan ucapan duka cita atas aksi kekerasan terhadap guru di Kabupaten Yakuhimo, Papua Pegunungan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Berita mengenai Mendikdasmen yang menyatakan akan membantu keluarga guru asal NTT yang menjadi korban KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Papua sangat menyentuh hati dan mencerminkan perhatian pemerintah terhadap beberapa aspek penting dalam pendidikan dan keamanan. Situasi yang dihadapi oleh para guru di wilayah-wilayah konflik seperti Papua sering kali penuh dengan tantangan dan risiko. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah merupakan langkah yang sangat penting untuk memberikan rasa aman dan menghargai pengorbanan mereka yang mengabdikan diri dalam dunia pendidikan. Pertama-tama, tindakan mendukung keluarga korban mencerminkan empati dan tanggung jawab sosial pemerintah. Guru-guru yang bertugas di daerah terpencil, khususnya di Papua, melakoni tugas yang bukan hanya mendidik, tetapi juga membangun masa depan generasi muda di sana. Ketika seorang guru menjadi korban kekerasan, hal ini bukan hanya kehilangan bagi keluarga mereka, tetapi juga bagi dunia pendidikan dan masyarakat yang mereka layani. Maka dari itu, memberikan perhatian serta bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan adalah langkah yang tepat. Selanjutnya, langkah ini juga penting untuk meningkatkan motivasi dan morale bagi guru-guru lain yang bekerja di daerah rawan. Melihat adanya perhatian dari pemerintah dapat menumbuhkan rasa aman dan keyakinan bahwa mereka tidak sendirian dalam menjalankan tugas mulia ini. Hal ini dapat mendorong lebih banyak guru untuk bersedia mengajar di daerah terpencil dan berisiko, sehingga dapat mengurangi kesenjangan pendidikan di Indonesia, terutama di daerah yang sulit dijangkau. Namun, perhatian pemerintah tidak boleh berhenti hanya pada bantuan finansial bagi keluarga korban. Penting bagi pemerintah untuk juga meningkatkan upaya dalam memasukkan elemen keamanan dalam kebijakan pendidikan di daerah konflik. Perlunya sistem perlindungan yang lebih baik bagi para pendidik, seperti pelatihan evakuasi, penyuluhan keamanan, dan dukungan psikologis bagi guru yang mengalami trauma akibat konflik. Langkah-langkah ini dapat menjadi bagian dari strategi yang lebih komprehensif untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif. Selain itu, isu yang lebih besar juga harus diperhatikan, yaitu penyelesaian konflik itu sendiri. Di samping memberikan dukungan kepada yang menjadi korban, dialog dan solusi jangka panjang untuk menyelesaikan konflik di Papua perlu menjadi agenda utama pemerintah. Hanya dengan meredakan ketegangan dan membangun kedamaian, masyarakat dapat hidup secara harmonis dan pendidikan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya ancaman dari kekerasan. Kesimpulannya, dukungan Mendikdasmen kepada keluarga guru yang menjadi korban KKB adalah refleksi nyata dari kepedulian pemerintah terhadap pendidikan dan para pendidiknya. Namun, untuk benar-benar menciptakan perubahan yang signifikan, dibutuhkan langkah-langkah yang lebih holistik, termasuk peningkatan keamanan bagi pendidik dan penyelesaian konflik yang berkelanjutan. Hal ini tidak hanya akan memberikan rasa aman bagi guru-guru di Papua, tetapi juga akan membangun fondasi yang lebih kuat untuk pendidikan di seluruh Indonesia.