Jelang puncak arus mudik Lebaran, One Way dari gerbang tol Cikampek Utama hingga Kalikangkung diberlakukan satu arah pada Jumat (28/3). Berita mengenai penerapan sistem satu arah (one way) di ruas jalan tertentu, khususnya dari KM 70 Cikatama hingga KM 414 Kalikangkung, merupakan langkah strategis yang diambil oleh pihak berwenang untuk mengatasi kemacetan dan meningkatkan kelancaran arus lalu lintas. Penerapan sistem ini biasanya dilakukan pada momen-momen tertentu seperti libur panjang atau musim mudik, di mana volume kendaraan meningkat secara signifikan. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan dapat meminimalisir kemacetan yang sering terjadi di jalur-jalur utama, yang pada gilirannya juga dapat mengurangi risiko kecelakaan. Sistem satu arah di jalur tersebut tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu keuntungan utamanya adalah percepatan arus lalu lintas. Pengendara tidak perlu terjebak berlama-lama dalam antrean, yang bisa menguras waktu dan energi. Sebaliknya, potensi masalah bisa muncul, seperti penumpukan kendaraan di titik tertentu jika tidak diimbangi dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang untuk mempersiapkan infrastruktur pendukung, seperti rambu-rambu lalu lintas yang jelas dan petugas di lapangan untuk mengarahkan kendaraan. Selain itu, kemudahan aksesibilitas bagi pengguna jalan juga menjadi perhatian. Komunikasi yang jelas mengenai rute dan waktu pelaksanaan sistem satu arah sangat penting agar pengguna jalan tidak merasa bingung. Dalam hal ini, penggunaan media sosial dan informasi publik lainnya bisa dimaksimalkan untuk menyebarkan informasi. Hal ini juga bisa membantu mengurangi potensi kemacetan di titik-titik pertemuan yang biasanya menjadi tempat kendaraan berhenti atau berbelok. Kita juga perlu memperhatikan dampak terhadap ekonomi lokal. Dengan kelancaran arus lalu lintas, diharapkan transportasi barang dan penumpang bisa berjalan dengan efisien, yang berkontribusi pada perekonomian daerah. Namun, ini juga harus diimbangi dengan perhatian terhadap komunitas yang tinggal di sepanjang jalur tersebut, agar mereka tidak merasa terganggu dengan meningkatnya volume kendaraan. Seiring dengan penerapan kebijakan ini, mungkin perlu ada evaluasi dan pemantauan rutin untuk mengetahui efektivitas sistem satu arah tersebut. Jika terbukti berhasil, bisa menjadi model untuk diterapkan di jalur-jalur lain yang sering mengalami kemacetan. Namun, jika menunjukkan banyak kekurangan, maka perlu ada penyesuaian atau perubahan kebijakan agar tujuan awal dari penerapan sistem ini dapat tercapai. Secara keseluruhan, penerapan sistem satu arah di KM 70 Cikatama hingga KM 414 Kalikangkung adalah langkah preventif untuk mengatasi masalah lalu lintas yang sudah menjadi kenyataan di banyak daerah. Dengan perencanaan dan pelaksanaan yang matang, diharapkan kebijakan ini bisa memberikan manfaat bagi semua pengguna jalan, serta berkontribusi positif terhadap situasi lalu lintas di masa mendatang.