Hujan deras mengguyur Lumajang menyebabkan Sungai Kakap meluap dan merendam puluhan rumah warga dua desa. Kini banjir surut dan warga mulai bersih-bersih. Berita mengenai warga yang melakukan bersih-bersih setelah Sungai Kakap meluap dan membanjiri rumah-rumah di Lumajang adalah sebuah pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan tanggap darurat terkait bencana alam. Fenomena banjir, terutama yang disebabkan oleh meluapnya sungai, merupakan masalah yang sering kali terjadi di daerah yang rawan bencana. Hal ini menyoroti perlunya perhatian yang lebih besar terhadap kondisi lingkungan, pengelolaan sumber daya air, serta infrastruktur yang memadai. Sungai Kakap yang meluap mencerminkan dampak dari perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan yang tidak berkelanjutan. Dengan curah hujan yang semakin tak terduga, masyarakat dan pemerintah harus mendefinisikan kembali strategi mitigasi bencana. Pendekatan yang melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan sungai dan pencegahan banjir dapat meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana. Proses bersih-bersih yang dilakukan oleh warga setelah banjir menunjukkan semangat kebersamaan dan gotong royong yang masih ada di masyarakat. Di tengah kesulitan, warga saling membantu untuk membersihkan rumah dan lingkungan mereka. Ini adalah contoh positif dari semangat komunitas yang patut diacungi jempol. Namun, di balik itu, kita juga perlu mempertanyakan dukungan dan respon pemerintah serta lembaga terkait dalam upaya rehabilitasi lingkungan dan penyediaan infrastruktur yang memadai. Akan tetapi, kita tidak bisa menampik kenyataan bahwa tindakan bersih-bersih ini adalah solusi jangka pendek. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, langkah-langkah preventif harus segera diambil, seperti penataan ulang aliran sungai, pengendalian sedimentasi, dan reforestasi di daerah hulu sungai. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang manajemen bencana dan mitigasi juga sangat penting agar mereka lebih siap dan tanggap menghadapi situasi serupa di masa depan. Seiring dengan itu, penting bagi pemerintah daerah untuk lebih serius dalam merancang dan melaksanakan program pengelolaan resiko bencana. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan kota dan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan juga perlu ditingkatkan. Hanya dengan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah, kita dapat membangun ketahanan yang lebih baik terhadap bencana dan mencegah kerugian yang lebih besar di kemudian hari. Dengan meningkatkan kesadaran akan mitigasi risiko, memperbaiki infrastruktur dan sistem drainase, serta memperhatikan perubahan iklim, kita bisa berharap untuk meminimalisir dampak dari kejadian serupa. Situasi seperti yang dialami warga Lumajang harus menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kita harus lebih peka terhadap ancaman bencana yang ada dan bersikap proaktif dalam mencegahnya, bukan hanya ketika bencana telah terjadi.