berbagi kepada ratusan tukang becak hingga 6 kali  Ramadhan itu tidak lepas dari komitmen dan wujud keseriusan Partai Demokrat. Berita mengenai anggota DPR RI yang dirindukan oleh tukang becak se-Bangkalan karena kontribusinya yang konsisten dalam memberikan bingkisan saat bulan Ramadhan menarik perhatian banyak orang. Tindakan ini menunjukkan sisi humanis dari seorang politisi yang seringkali dinilai hanya berkutat pada urusan politik dan kekuasaan. Dengan membagikan bingkisan, anggota DPR ini tidak hanya memberikan bantuan materi tetapi juga memperkuat hubungan sosial dengan masyarakat di sekitarnya. Dalam konteks masyarakat yang sering kali berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, aksi sosial semacam ini menjadi sangat signifikan. Bingkisan yang diberikan, terutama saat bulan Ramadhan, dapat membantu meringankan beban ekonomi bagi tukang becak dan keluarga mereka. Momentum bulan suci ini menambah nilai dari aksi tersebut, di mana banyak orang berusaha untuk berbagi dan menunjukkan rasa empati terhadap sesama. Tak dapat disangkal bahwa tindakan tersebut juga mencerminkan bagaimana seharusnya politisi berinteraksi dengan masyarakat. Masyarakat tentu sangat menghargai jika para wakil rakyat mereka menunjukkan kepedulian bukan hanya melalui ucapan, tetapi juga dengan tindakan nyata. Hal ini membangun kepercayaan publik terhadap institusi politik dan bisa menjadi contoh positif bagi anggota DPR lainnya untuk melibatkan diri lebih dekat dengan konstituen mereka. Namun, di balik pengakuan dan rasa rindu tersebut, penting juga untuk merenungkan apakah tindakan berbagi bingkisan ini merupakan solusi jangka panjang untuk masalah yang lebih besar. Masyarakat tentu berharap agar para wakil rakyat tidak hanya hadir di saat-saat tertentu, tetapi juga berkomitmen untuk memperhatikan kebijakan yang berdampak langsung pada kesejahteraan mereka. Ini mencakup dukungan untuk kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup tukang becak serta masyarakat marginal lainnya. Selain itu, langkah-langkah ini juga dapat menjadi titik awal untuk dialog yang lebih luas antara wakil rakyat dengan warga. Dengan memahami lebih dalam tantangan yang dihadapi oleh komunitas kecil, anggota DPR dapat merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran dan bermanfaat. Keterlibatan dalam kegiatan sosial seperti ini dapat membuka ruang untuk diskusi dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Mengakhiri pandangan ini, tindakan yang dilakukan oleh anggota DPR RI tersebut patut diapresiasi sebagai langkah positif dalam membangun hubungan yang lebih kuat antara pemerintah dan masyarakat. Namun, harapan ke depan adalah agar tindakan ini menjadi bagian dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat, dan bukan hanya sekadar acara tahunan yang mengingatkan akan tanggung jawab mereka terhadap rakyat.