Menkominfo Meutya Hafid menjelaskan klasifikasi usia anak dalam akses media sosial dan perlindungan anak. Berita tentang pembatasan usia anak dalam penggunaan media sosial yang diusulkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) adalah langkah yang patut diperhatikan di era digital saat ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan akses internet, anak-anak menjadi semakin rentan terhadap berbagai risiko di dunia maya, mulai dari perundungan siber (cyberbullying), eksploitasi, hingga konten yang tidak pantas. Upaya untuk mengklasifikasikan usia dalam penggunaan media sosial menunjukkan kesadaran pemerintah akan pentingnya perlindungan anak di dunia digital. Salah satu argumen penting untuk mendukung pembatasan usia ini adalah perlindungan hak anak. Anak-anak di bawah usia tertentu cenderung belum mampu secara emosional dan kognitif untuk mengatasi berbagai tantangan yang mereka hadapi di media sosial. Dengan adanya pembatasan, diharapkan mereka dapat terlindungi dari bahaya tersebut dan dapat lebih fokus pada perkembangan mereka tanpa tekanan dari dunia luar yang sering kali tidak mudah dimengerti oleh anak-anak. Namun, di sisi lain, pembatasan ini juga memunculkan berbagai tantangan yang perlu diperhatikan. Misalnya, ada kekhawatiran bahwa pembatasan usia dapat mendorong anak-anak untuk berbohong tentang usia mereka untuk mengakses platform yang seharusnya mereka hindari. Selain itu, banyaknya aplikasi dan platform yang terus berkembang membuat pengawasan menjadi semakin sulit. Oleh karena itu, peran orang tua dan pendidik menjadi sangat penting dalam mendampingi anak-anak mereka dalam penggunaan media sosial. Pendidikan digital juga harus menjadi bagian integral dari proses ini. Selain menetapkan batasan usia, penting juga bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memberikan pendidikan tentang etika berinternet dan cara berinteraksi yang sehat di dunia maya. Dengan memberikan pengetahuan, anak-anak dapat belajar untuk menggunakan teknologi dengan cara yang bertanggung jawab dan bijak, mengurangi risiko sekaligus meningkatkan manfaat dari media sosial. Terakhir, kolaborasi antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat juga sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang aman bagi anak-anak di dunia digital. Kebijakan yang diambil harus diimbangi dengan fasilitas dan sumber daya yang mendukung, seperti pelatihan untuk orang tua dan anak-anak mengenai penggunaan media sosial yang sehat, serta akses kepada layanan yang dapat membantu mereka jika mengalami masalah di internet. Secara keseluruhan, pembatasan usia anak dalam penggunaan media sosial adalah langkah yang relevan dan penting, namun harus diimbangi dengan upaya edukasi yang menyeluruh serta kolaborasi di berbagai lini agar dapat mencapai tujuan perlindungan anak secara maksimal.