Loading...
Viral ChatGPT ubah foto menjadi animasi Ghibli, Hayao Miyazaki pernah ungkap tak suka karyanya dieksploitasi oleh AI.
Sebagai sebuah alat yang berbasis kecerdasan buatan, ChatGPT dan teknologi sejenisnya sering kali memunculkan reaksi yang beragam dari berbagai kalangan, khususnya dalam konteks seni dan kreasi visual. Berita mengenai Hayao Miyazaki yang mengkritik penggunaan AI dalam konteks mengubah foto menjadi animasi dengan gaya Ghibli menunjukkan bagaimana ketegangan antara teknologi dan kreativitas manusia masih menjadi isu hangat. Miyazaki, sebagai salah satu seniman terkemuka di dunia anime, tidak hanya mengejar keindahan estetika dalam karya-karyanya, tetapi juga memperjuangkan nilai-nilai manusia yang mendalam.
Satu sisi dari kritik Miyazaki bisa diinterpretasikan sebagai penegasan pentingnya keaslian dalam seni. Ia mungkin melihat bahwa penggunaan teknologi untuk menciptakan karya seni yang menyerupai karya-karyanya dapat mengurangi nilai artistik yang dihasilkan oleh usaha dan perasaan emosional yang ditanamkan oleh seniman manusia. Dalam pandangannya, seni bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi tentang proses penciptaan yang melibatkan pengalaman dan perasaan yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh mesin.
Di sisi lain, penggunaan AI dalam seni juga membuka diskusi tentang bagaimana teknologi dapat menjadi alat untuk ekspresi kreatif dan menciptakan peluang baru dalam dunia seni. Seniman muda dan profesional bisa memanfaatkan AI sebagai mitra kreatif untuk bereksperimen dengan berbagai gaya dan teknik artistik, bahkan mungkin menciptakan sesuatu yang baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Namun, penting untuk menjaga keseimbangan dan ketulusan dalam penggunaan teknologi ini agar tidak kehilangan esensi dari apa yang membuat seni menjadi begitu berharga.
Reaksi publik terhadap berita ini juga sangat menarik untuk diamati. Banyak pengguna yang mungkin lebih menghargai kemudahan dan aksesibilitas yang ditawarkan oleh teknologi AI dibandingkan dengan kekhawatiran yang disampaikan oleh Miyazaki. Ini mencerminkan pergeseran budaya yang lebih luas di mana generasi baru lebih terbuka terhadap penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal kreativitas. Namun, dialog yang dibawa oleh tokoh seperti Miyazaki tetap vital dalam memberikan perspektif yang lebih mendalam tentang nilai-nilai yang ingin kita pertahankan dalam seni.
Secara keseluruhan, kritik Miyazaki terhadap penggunaan AI dalam seni mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh seni kontemporer. Dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat, penting untuk mempertahankan dialog tentang identitas dan nilai seni. Kita harus mampu menghargai inovasi sekaligus tetap menjaga esensi dari apa yang membuat seni sebagai bentuk ekspresi manusia itu unik. Mungkin, sebagai komunitas, kita perlu menemukan cara untuk menggabungkan tradisi dan teknologi demi menciptakan pengalaman seni yang lebih kaya dan beragam.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment