Hidup mati hamba Allah adalah satu kepastian. Maka dari itu, saya mencoba menjadi manusia yang terus menebar kebaikan meski belum memenuhi semua Berita mengenai anggota DPRD Bateng, Sultan Alif, yang menyerahkan keranda jenazah ke Masjid Lampur menunjukkan sebuah tindakan yang patut diapresiasi. Dalam konteks masyarakat yang menjunjung nilai-nilai kebersamaan dan saling membantu, tindakan amal jariyah seperti ini memiliki makna yang lebih dalam. Penyerahan keranda jenazah bukan hanya merupakan bantuan fisik, namun juga simbol kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat. Hal ini bisa menjadi contoh bagi para anggota masyarakat lainnya untuk berkontribusi dalam bentuk yang lebih luas, baik itu dalam bentuk materi atau pun non-materi. Amal jariyah, seperti yang ditunjukkan oleh Sultan Alif, juga mencerminkan rasa tanggung jawab sosial. Sebagai wakil rakyat, tindakan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang menunjukkan bahwa dia tidak hanya ada di gedung DPRD untuk urusan politik semata, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap kehidupan sehari-hari warganya. Dalam konteks ini, penyerahan keranda menjadi simbol bahwa seorang pemimpin harus dekat dengan apa yang menjadi kebutuhan dan persoalan masyarakat. Di sisi lain, tindakan ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya fasilitas dalam menjalankan ritual keagamaan. Keranda jenazah merupakan salah satu komponen vital dalam pelaksanaan pemakaman, dan terkadang bisa menjadi beban bagi keluarga yang ditinggalkan. Dengan mengadakan fasilitas tersebut, Sultan Alif turut meringankan beban emosional dan finansial bagi keluarga yang berduka. Ini menunjukkan bahwa upaya kecil namun bermakna dapat membawa dampak yang signifikan dalam kehidupan komunitas. Namun, penting untuk mengingat bahwa tindakan amal seperti ini seharusnya tidak hanya menjadi sebuah momen atau kegiatan tunggal. Idealnya, ini bisa menjadi awal dari program-program berkelanjutan yang dapat memperkuat solidaritas dan menjaga kepedulian sosial di kalangan anggota masyarakat. Inisiatif serupa bisa ditindaklanjuti dalam bentuk penyuluhan tentang pentingnya gotong-royong dalam pemakaman, pelatihan tentang tata cara pemakaman yang baik, atau bahkan penggalangan dana untuk menyediakan fasilitas lainnya yang dibutuhkan masyarakat. Sebagai penutup, tindakan Sultan Alif dapat dianggap sebagai contoh positif yang menunjukkan bahwa para pemimpin publik memiliki peran penting dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Dengan terus mempromosikan nilai-nilai kedermawanan dan tanggung jawab sosial, kita berharap akan lahir lebih banyak tindakan serupa yang dapat memberikan manfaat dan merangkum semangat kebersamaan dalam masyarakat. Ini bukan hanya tentang penyerahan keranda, tetapi tentang menciptakan rasa saling peduli yang dapat menguatkan ikatan sosial di tengah masyarakat.