Loading...
Kementerian Agama dan sejumlah ormas Islam menetapkan 1 Syawal 1446 Hijiriah atau Idulfitri lebaran 2025 jatuh pada 31 Maret 2025.
Berita mengenai penetapan Idulfitri pada 31 Maret oleh pemerintah, yang mendapat dukungan dari Muhammadiyah dan PBNU, menunjukkan sebuah sinergi yang positif dalam penentuan hari besar keagamaan di Indonesia. Dalam konteks masyarakat yang beragam ini, konsensus antara dua ormas besar tersebut sangat penting tidak hanya untuk menghindari perpecahan di kalangan umat Islam, tetapi juga untuk menciptakan rasa kesatuan di tengah perbedaan.
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (PBNU) merupakan dua organisasi yang memiliki basis jamaah yang luas dan pengaruh signifikan dalam kehidupan beragama di Indonesia. Ketika kedua organisasi ini bersatu dalam menetapkan tanggal hari raya, maka hal ini bisa menjadi refleksi dari tujuan bersama untuk menjaga keharmonisan dan memperkuat rasa solidaritas di kalangan umat. Apalagi, momen Idulfitri adalah waktu yang biasanya sarat dengan tradisi berbagi kebahagiaan dan cinta kasih, yang semakin penting di tengah tantangan kehidupan sosial dan ekonomi saat ini.
Artinya, keputusan bersama ini tidak hanya sekedar tentang penetapan tanggal, tetapi juga tentang menciptakan sebuah momen yang bisa dinikmati oleh seluruh umat Islam secara bersamaan. Dalam era digital yang membuat informasi cepat tersebar, penting bagi masyarakat untuk merasakan jalinan kebersamaan terlepas dari perbedaan pandangan yang mungkin ada dalam penentuan tanggal tersebut.
Di sisi lain, penetapan tanggal ini juga memperlihatkan peran pemerintah dalam menjaga stabilitas sosial melalui pembinaan dan dialog yang intensif dengan para pemangku kepentingan agama. Langkah ini mencerminkan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat sipil dalam memberi arahan yang jelas terkait hari-hari besar keagamaan, sehingga masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Meskipun terdapat anggapan bahwa perbedaan dalam penetapan hari raya masih ada, penting untuk diingat bahwa inti dari Idulfitri sendiri adalah semangat saling memaafkan dan mempererat tali persaudaraan. Dengan terjadinya kesepakatan ini, diharapkan akan muncul pola pikir yang lebih terbuka di kalangan masyarakat, di mana perbedaan dapat dikelola dengan baik dan toleransi selalu diutamakan.
Dalam perspektif yang lebih luas, kolaborasi antara Muhammadiyah, PBNU, dan pemerintah dalam hal ini bisa menjadi contoh bagi organisasi lain untuk mencari kesamaan di tengah perbedaan, bukan sekadar mempertegas perbedaan. Dengan semakin banyaknya dialog dan komunikasi yang konstruktif, diharapkan hubungan antar ormas dan dalam masyarakat secara keseluruhan dapat menjadi lebih harmonis.
Secara keseluruhan, penetapan Idulfitri pada 31 Maret membawa harapan baru bagi masyarakat. Ini adalah kesempatan bagi umat Islam untuk bersatu dalam merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa, serta momen penting untuk menegaskan kembali nilai-nilai persatuan, toleransi, dan saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat. Semoga sinergi ini bisa berlanjut dan ditularkan dalam konteks kebangkitan nilai-nilai positif lainnya.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment