RSUD Bima mengakui kekurangan dokter spesialis kandungan saat Nuraida bersalin. Ia dirujuk ke RSUD Sumbawa, namun akhirnya melahirkan di RSUD Manggelewa. Berita mengenai rujukan ibu hamil ke Sumbawa akibat tidak adanya dokter yang bisa menangani persalinan di RSUD Bima merupakan sebuah situasi yang sangat mengkhawatirkan. Kasus ini mencerminkan permasalahan serius dalam pelayanan kesehatan, khususnya di daerah-daerah yang lebih terpencil. Ketidakmampuan sebuah rumah sakit untuk memberikan pelayanan dasar yang vital, seperti persalinan, menunjukkan adanya kekurangan dalam sistem kesehatan yang seharusnya menjamin keselamatan ibu dan anak. Sistem kesehatan yang ideal seharusnya dapat memberikan layanan yang memadai bagi semua warganya, terutama dalam situasi darurat seperti persalinan. Ketika seorang ibu hamil harus dirujuk ke rumah sakit lain, itu tidak hanya menyulitkan secara logistik, tetapi juga dapat meningkatkan risiko bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Proses rujukan sering kali memakan waktu berharga yang seharusnya bisa digunakan untuk penanganan segera, yang mungkin berujung pada komplikasi serius. Penting untuk mengevaluasi penyebab dari masalah ini. Apakah terdapat kekurangan sumber daya manusia, seperti dokter spesialis, ataukah ada masalah dalam pengelolaan rumah sakit itu sendiri? Ketersediaan dan distribusi tenaga medis merupakan isu yang krusial. Tidak jarang, daerah terpencil mengalami kesulitan dalam menarik dokter untuk bertugas di sana. Oleh karena itu, pemerintah harus mencari solusi yang komprehensif untuk menarik dan mempertahankan tenaga medis di seluruh wilayah, bukan hanya di kota-kota besar. Di samping itu, pelatihan dan pengembangan kapasitas tenaga medis yang ada juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Jika tidak ada dokter spesialis yang tersedia, mungkin perlu ada pelatihan bagi tenaga medis lain untuk menangani persalinan dalam keadaan darurat hingga rujukan bisa dilakukan. Keberadaan bidan terlatih, misalnya, bisa menjadi jembatan untuk mengurangi risiko dalam situasi-situasi seperti ini. Peristiwa ini juga menunjukkan pentingnya peningkatan infrastruktur kesehatan di daerah-daerah terpencil. Investasi yang lebih besar dalam kesehatan publik, baik dari segi fasilitas maupun tenaga profesional, sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kestabilan dan keandalan sistem perawatan kesehatan. Dengan infrastruktur yang lebih baik, rumah sakit dapat menangani lebih banyak kasus dan mengurangi ketergantungan pada rujukan. Sebagai kesimpulan, situasi ini bukan sekadar masalah individu, tetapi merupakan cerminan dari sistem kesehatan yang lebih besar yang perlu diperbaiki. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, institusi kesehatan, serta masyarakat untuk menciptakan sistem kesehatan yang tangguh dan dapat diakses, sehingga setiap ibu hamil mendapatkan perawatan yang layak dan aman saat akan melahirkan. Kejadian ini harus menjadi cambuk bagi semua pihak untuk bertindak dan menjamin pelayanan kesehatan yang memadai bagi setiap warga negara, tanpa terkecuali.