Loading...
Mulyadi warga Barabai menyesalkan adanya suara petasan yang sengaja digelar di malam Idulfitri
Berita yang berjudul 'Warga Sesalkan Bunyi Petasan Bersahutan Saat Takbir Berkumandang di Langgar dan Masjid di HST' mencerminkan suatu fenomena sosial yang kerap terjadi dalam masyarakat. Situasi ini menunjukkan adanya ketidaknyamanan yang dirasakan oleh sebagian warga akibat suara petasan yang mengganggu momen sakral saat Takbir. Momen Takbir, terutama saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, merupakan waktu yang penuh makna bagi umat Islam, di mana mereka berbondong-bondong berkumpul di masjid dan langgar untuk melaksanakan ibadah serta merayakan bersama.
Penggunaan petasan dalam konteks ini bisa dianggap sebagai pelanggaran terhadap norma kesopanan dan penghayatan spiritual yang ingin dijunjung tinggi dalam ritual keagamaan. Dalam masyarakat yang mayoritas berukuran religius, tindakan yang mengganggu suasana khidmat tentu menjadi sorotan dan menimbulkan penyesalan bagi banyak pihak. Masyarakat perlu menyadari bahwa setiap tindakan yang diambil, meskipun dianggap sebagai bentuk kesenangan atau perayaan, harus tetap mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain.
Di sisi lain, penting untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang nilai-nilai keagamaan dan pentingnya penghormatan terhadap ritus keagamaan. Pengetahuan ini dapat disampaikan melalui edukasi yang lebih intensif mengenai apa arti momen-momen sakral tersebut, serta menjelaskan bahwa perayaan tidak harus selalu ditunjukkan dengan suara yang mengganggu. Alternatif lain, seperti kegiatan yang lebih harmonis dan saling menghargai, bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
Aspek hukum juga patut diperhatikan. Kebijakan mengenai penggunaan petasan seharusnya jelas, dan pihak berwenang perlu berupaya menegakkan peraturan agar kejadian serupa tidak terulang. Sosialisasi kepada masyarakat tentang keteraturan dan kepatuhan terhadap peraturan bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan suasana yang kondusif saat perayaan keagamaan.
Pada akhirnya, suara petasan yang mengganggu saat Takbir bukan saja sekadar masalah kultur, tetapi juga mencerminkan perlunya dialog antara generasi yang lebih tua dan yang lebih muda. Dengan saling mendengarkan dan menghargai tradisi masing-masing, diharapkan momen-momen sakral ini dapat berjalan dengan lebih khidmat dan harmonis. Ini bukan hanya tentang suara, tetapi tentang bagaimana kita menghargai satu sama lain dalam merayakan keyakinan yang sama.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment