Pemkot Manado Terus Keruk DAS Tondano Pasca Banjir, Pasir Tampak Tinggi Sungai Jadi Sangat Dangkal

6 hari yang lalu
7


Loading...
Amatan tribunmanado.com, Kamis (3/4/2025) di kuala jengki, sebuah traktor tengah melakukan pengerukan DAS Tondano.
Berita mengenai tindakan Pemkot Manado dalam mengeruk Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano setelah terjadinya banjir menunjukkan respons positif terhadap masalah yang sering melanda kawasan tersebut. Banjir di daerah tersebut bukanlah hal baru, mengingat faktor geografis, curah hujan, dan aktivitas manusia yang sering mengganggu keseimbangan ekosistem. Tindakan pengkerukan sungai untuk mengatasi penyumbatan aliran air oleh material seperti pasir dan sampah menjadi langkah penting untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang. Namun, langkah-langkah ini harus diimbangi dengan pendekatan keberlanjutan. Mengandalkan pengerukan sungai sebagai solusi jangka panjang tidak cukup jika tidak diikuti dengan tindakan preventif lainnya. Misalnya, perlu adanya program penghijauan yang akan melihat tanaman dan menjaga ekosistem di sekitar DAS. Penanaman pohon dan pengelolaan lahan yang baik akan memperkuat daya dukung tanah dan membantu menyerap air hujan, sehingga mengurangi risiko banjir. Penting juga untuk melibatkan masyarakat dalam proses ini. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan sungai, tidak membuang sampah sembarangan, serta memahami dampak dari aktivitas sehari-hari terhadap lingkungan sekitar menjadi aspek penting. Pendekatan partisipatif dapat membantu meningkatkan kesadaran publik dan menciptakan rasa memiliki terhadap lingkungan, yang pada akhirnya akan mendukung upaya Pemkot Manado dalam menjaga DAS Tondano. Meskipun pengerukan sungai adalah langkah yang baik, perlu diinformasikan kepada publik bahwa keberhasilan usaha ini bergantung pada manajemen yang baik dan pemantauan berkelanjutan. Pemkot Manado harus memiliki rencana pemeliharaan dan pengawasan yang jelas untuk menjaga sedimen dan material yang menumpuk di sungai setelah pengerukan dilakukan. Tanpa rencana yang terstruktur, risiko terjadinya penggumpalan kembali akan tetap ada, dan ini dapat menyebabkan potensi banjir di masa depan. Terakhir, perlu diingat bahwa perubahan iklim menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan dalam diskusi ini. Setiap kebijakan yang diambil harus mempertimbangkan dampak dari perubahan iklim, seperti meningkatnya curah hujan ekstrim dan fluktuasi cuaca. Oleh karena itu, Pemkot harus mengadopsi pendekatan yang lebih komprehensif dalam pengelolaan DAS yang tidak hanya mitigasi bencana, tetapi juga adaptasi terhadap perubahan iklim untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Manado.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment