Massa yang tergabung dalam lintas Organisasi gelar aksi damai di nol kilometer, Kota Banjarbaru, minta oknum TNI AL pembunuh Juwita dihukum berat Berita mengenai aksi massa yang menuntut keadilan untuk Juwita menunjukkan betapa pentingnya suara masyarakat dalam menanggapi ketidakadilan dan kriminalitas. Tuntutan masyarakat agar pelaku dihukum mati mencerminkan kemarahan dan kesedihan yang mendalam atas peristiwa tragis yang menimpa korban. Ketika keadilan dianggap tidak terpenuhi, maka masyarakat akan bereaksi dengan cara yang bisa membawa perhatian terhadap kasus tersebut. Hal ini juga menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya ingin melihat keadilan secara hukum, tetapi juga menginginkan konsekuensi yang tegas bagi para pelaku kejahatan. Namun, tuntutan hukuman mati juga perlu dipertimbangkan dengan matang. Di satu sisi, ada anggapan bahwa hukuman mati dapat memberikan efek jera dan menurunkan tingkat kejahatan. Di sisi lain, ada argumen kuat yang menyatakan bahwa sistem peradilan tidak selalu sempurna dan ada kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menjatuhkan hukuman. Keputusan untuk menerapkan hukuman mati harus didasarkan pada pertimbangan yang cermat dan evaluasi yang menyeluruh mengenai dampak sosial dan moralnya. Tindakan massa ini juga mencerminkan kebutuhan mendalam akan rasa aman dan keadilan dalam masyarakat. Ketika kejahatan terjadi, terutama yang melibatkan kekerasan, rasa aman masyarakat bisa terguncang. Aksi yang dilakukan oleh sejumlah organisasi ini menunjukkan solidaritas terhadap korban dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran terhadap masalah kejahatan di masyarakat. Hal ini dapat menjadi momentum untuk memperbaiki sistem hukum dan keamanan, serta mendorong evaluasi terhadap efektivitas penegakan hukum. Penting juga bagi pihak berwenang untuk mendengarkan aspirasi masyarakat tanpa mengabaikan prosedur hukum yang ada. Masyarakat berhak untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka, tetapi di sisi lain, pemerintah dan lembaga penegak hukum perlu menunjukkan bahwa mereka akan memproses kasus ini secara adil dan transparan. Dialog antara pihak berwenang dan masyarakat dapat membantu meredakan ketegangan dan membangun kepercayaan. Keberadaan aksi massa seperti ini juga mengingatkan kita pada pentingnya pendidikan mengenai hak asasi manusia dan keadilan. Masyarakat perlu diberikan pengetahuan yang cukup mengenai proses hukum serta konsekuensi dari tindakan kekerasan dan kriminalitas. Selain itu, edukasi mengenai empati dan keterlibatan masyarakat dalam pencegahan kejahatan harus digaungkan agar peristiwa serupa tidak terulang di masa depan. Akhirnya, kasus seperti ini membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai transformasi sistem hukum dan cara pandang masyarakat terhadap keadilan. Apakah hukuman mati adalah solusi yang tepat, atau ada alternatif lain yang lebih humanis namun tetap efektif? Dalam proses pencarian keadilan, perlu ada keseimbangan antara rasa sakit hati masyarakat dan hak asasi manusia yang harus dihormati. Semoga aksi ini menjadi pemicu untuk perubahan positif dalam penegakan hukum dan keadilan di masa mendatang.