Bukan Burung Hantu, Begini Saran Pakar UGM buat Basmi Hama Tikus Sawah

9 April, 2025
6


Loading...
Prof Witjaksono dari UGM menyatakan burung hantu tidak efektif membasmi tikus di sawah. Ia merekomendasikan teknologi trap barrier system (TBS) sebagai solusi.
Berita tentang saran dari pakar Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenai cara membasmi hama tikus sawah merupakan perhatian penting bagi pertanian di Indonesia. Hama tikus memang menjadi salah satu masalah serius yang mengancam produktivitas padi, yang merupakan sumber pangan utama bagi banyak penduduk. Saran yang diberikan oleh para ahli tentu saja memerlukan perhatian lebih, terutama menyangkut metode yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pakar UGM mungkin mengusulkan metode alternatif yang lebih efektif dibandingkan dengan cara konvensional yang cenderung menggunakan pestisida kimia. Pendekatan ini penting, karena banyaknya penggunaan bahan kimia dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan dampak negatif bagi kesehatan manusia. Saran-saran yang berbasis pada metode biologis, termasuk penggunaan predator alami atau pengelolaan habitat yang baik, dapat menjadi solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain itu, penting untuk memperhatikan edukasi kepada petani tentang pengelolaan hama yang terpadu. Program pelatihan dan penyuluhan bagi petani tentang cara-cara mencegah dan mengendalikan hama tikus secara efisien perlu dilakukan. Dengan pengetahuan yang tepat, petani bisa lebih sadar akan praktik pertanian yang baik, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia dan meningkatkan hasil panen secara keseluruhan. Tanggapan positif terhadap saran dari pakar juga bisa mencakup perlunya dukungan dari pemerintah dalam hal penyuluhan dan penyediaan sumber daya. Keberhasilan implementasi metode yang diusulkan tidak akan maksimal tanpa dukungan kebijakan yang kuat. Pemerintah perlu mengkaji dan menyediakan anggaran untuk penelitian serta program-program yang mendukung petani untuk menerapkan saran-saran tersebut. Terakhir, kolaborasi antara akademisi, petani, dan pemerintah sangat penting dalam menangani masalah ini. Dengan menjalin komunikasi yang baik antara semua pihak, perlu adanya sinergi untuk menciptakan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. Jika saran dari pakar UGM ini dapat diterapkan dengan baik, maka tidak hanya akan mengurangi masalah hama tikus, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan di Indonesia.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment