Peristiwa penyelematan dua balita yang sempat disekap pacar ibu di kamar indekos terekam video hingga beredar luas di media sosial. Berita mengenai dua balita yang dianiaya oleh pacar ibunya dan disekap dalam kamar indekos merupakan sebuah kasus yang sangat mengkhawatirkan dan mencemaskan. Kekerasan terhadap anak, terutama oleh orang-orang yang seharusnya memberikan perlindungan kepada mereka, adalah tindakan yang tidak dapat diterima dalam masyarakat mana pun. Kasus seperti ini mencerminkan adanya kegagalan dalam sistem perlindungan anak serta perlunya adanya perhatian yang serius terhadap isu kekerasan dalam rumah tangga. Pertama, penting untuk memahami bahwa anak-anak adalah makhluk yang rentan dan tidak memiliki kapasitas untuk melindungi diri mereka sendiri. Dalam situasi ini, kehadiran seorang dewasa yang seharusnya melindungi mereka malah menjadi ancaman. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua dan orang dewasa di sekitar anak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih. Kekerasan seperti ini tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga psikologis yang dapat meninggalkan bekas jangka panjang pada perkembangan mental anak. Kedua, berita ini juga mengindikasikan perlunya penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pelaku kekerasan, terutama yang berkaitan dengan anak. Seharusnya ada mekanisme yang lebih baik untuk melindungi anak-anak dari situasi yang membahayakan. Kasus seperti ini tidak hanya menjadi tanggung jawab keluarga, tetapi juga pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. Semua pihak perlu berkontribusi dalam menciptakan sistem yang dapat mencegah kekerasan dan melindungi anak-anak. Selanjutnya, isu ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan perlindungan anak. Masyarakat perlu sadar akan dampak buruk dari tindakan kekerasan dan bagaimana melaporkan dan menangani situasi yang merugikan anak. Program edukasi dan kampanye kesadaran harus diprioritaskan untuk mengedukasi orangtua dan calon orangtua tentang hak-hak anak dan bagaimana memberikan perlindungan yang semestinya. Akhirnya, dalam menghadapi kasus yang memprihatinkan ini, kita semua mempunyai tanggung jawab. Masyarakat harus bersatu untuk mendukung korban dan memberikan dukungan moral bagi mereka. Selain itu, dukungan dari lembaga sosial, psikolog, dan pihak berwenang sangat penting dalam proses pemulihan anak-anak yang menjadi korban kekerasan. Semoga kasus ini dapat menjadi titik terang untuk membawa perubahan yang diperlukan dalam perlindungan anak dan menciptakan masa depan yang lebih baik dan lebih aman bagi mereka.