Tiga pengedar sabu, AL, AJ, dan SH, ditangkap Polres Lombok Barat. Polisi menyita total 24,89 gram sabu dan alat bukti lainnya. Investigasi berlanjut. Berita mengenai penangkapan tiga pengedar sabu lintas kabupaten di Lombok adalah suatu perkembangan yang signifikan dalam upaya penegakan hukum dan pemberantasan narkoba di Indonesia. Penangkapan semacam ini menunjukkan keseriusan pihak kepolisian dalam menangani masalah penyalahgunaan narkoba yang telah menjadi isu serius tidak hanya di Lombok, tetapi di seluruh negeri. Peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba menuntut tindakan tegas dari penegak hukum, dan langkah-langkah seperti ini dapat menjadi sinyal positif bagi masyarakat. Penyelidikan dan operasi penangkapan yang dilakukan oleh polisi juga mencerminkan kerja sama yang baik antara berbagai lembaga dan pihak terkait. Proses lintas kabupaten menunjukkan bahwa jaringan pengedaran narkoba tidak mengenal batas administrasi daerah. Hal ini menekankan pentingnya koordinasi antarpihak untuk mengatasi permasalahan ini secara menyeluruh. Dengan penangkapan ini, diharapkan dapat mengganggu jaringan pemasok narkoba yang lebih besar dan membantu mencegah lebih banyak orang terjerumus ke dalam kecanduan. Kasus ini juga membawa perhatian pada dampak sosial yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba. Selain mengganggu kesehatan individu, penggunaan narkoba dapat merusak keluarga, komunitas, dan bahkan mempengaruhi keamanan dan ketertiban masyarakat. Oleh karena itu, penangkapan ini bukan hanya sekadar tindakan hukum, tetapi juga perlu diikuti dengan program rehabilitasi dan penyuluhan bagi masyarakat. Pendidikan mengenai bahaya narkoba sangat penting untuk mencegah generasi mendatang dari terjerumus ke dalam lingkaran setan ini. Di sisi lain, penting untuk merenungkan faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan akan narkoba, termasuk kondisi sosial-ekonomi dan kurangnya akses terhadap pendidikan yang memadai. Penanganan secara holistik diperlukan, yang tidak hanya berfokus pada penindakan tetapi juga pada pencegahan dan pengurangan dampak sosial. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik mengenai risiko dan konsekuensi dari penyalahgunaan narkoba agar mereka lebih sadar dan waspada. Terakhir, meskipun penangkapan ini menggambarkan langkah positif dari pihak kepolisian, kita harus terus mendorong kebijakan yang lebih inklusif dalam menangani masalah narkoba. Hal ini termasuk memperhatikan hak asasi manusia bagi para pengguna narkoba yang mungkin perlu mendapatkan rehabilitasi, bukan sekadar hukuman. Pemberantasan narkoba tidak akan efektif tanpa adanya pendekatan yang manusiawi dan berbasis bukti, yang benar-benar mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kita dapat berharap untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi semua.