Pembubaran ibadah jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Benowo (GPIB) di Perumahan Cerme Indah Tanggapan saya terhadap berita tersebut sangat prihatin dan menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh keluarga di Gresik yang diduga melakukan pembubaran ibadah doa jemaat GPIB di Perum Cerme Indah. Tindakan tersebut tidak hanya mengganggu kegiatan ibadah umat beragama, tetapi juga melanggar hak asasi manusia yang menjamin kebebasan beragama dan beribadah. Pembubaran ibadah doa merupakan tindakan yang sangat tidak etis dan tidak menghormati keyakinan agama orang lain. Setiap individu memiliki hak untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing tanpa takut diganggu atau diintervensi oleh pihak lain. Oleh karena itu, tindakan seperti ini seharusnya tidak dilakukan dalam masyarakat yang menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman. Saya berharap pihak berwajib segera mengambil tindakan tegas terhadap keluarga yang melakukan pembubaran ibadah doa tersebut. Mereka harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku sebagai pelajaran agar tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hak asasi manusia dan merugikan orang lain. Selain itu, penting untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghormati keberagaman dan toleransi dalam menjalani kehidupan beragama. Semua agama mengajarkan nilai-nilai kasih sayang, perdamaian, dan kerukunan antar umat beragama, sehingga tindakan intoleransi seperti itu seharusnya tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang beradab. Terakhir, marilah kita bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya menghormati perbedaan dan saling menjaga kerukunan antar umat beragama. Dengan menjunjung nilai-nilai toleransi dan menghormati hak asasi manusia, kita dapat hidup berdampingan dengan damai dan rukun tanpa adanya konflik agama yang tidak perlu. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih menghargai perbedaan dan memperkuat persatuan dalam keberagaman.