Turun 10,2 persen dibanding tahun 2022 Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah sangat prihatin. Angka perceraian yang semakin meningkat menunjukkan adanya permasalahan dalam rumah tangga di Indonesia. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap kestabilan keluarga, kesejahteraan anak-anak, dan juga keseimbangan sosial masyarakat secara luas. Peningkatan jumlah perceraian juga dapat menjadi indikasi bahwa hubungan antar pasangan suami istri di Indonesia tidak sehat. Dalam hubungan pernikahan yang sehat, komunikasi, pengertian, dan kompromi menjadi kunci utama dalam menjaga keharmonisan. Namun, kesibukan, tekanan hidup, dan perbedaan pandangan seringkali menjadi faktor utama yang memicu terjadinya perceraian. Selain itu, meningkatnya angka perceraian juga dapat berdampak negatif terhadap generasi muda. Anak-anak yang merupakan korban perceraian seringkali mengalami trauma, kebingungan, dan masalah psikologis lainnya yang dapat memengaruhi perkembangan mereka di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum mengambil keputusan untuk bercerai. Untuk itu, langkah preventif sejak dini sangatlah penting dalam upaya mengurangi angka perceraian di Indonesia. Pendidikan tentang pentingnya hubungan yang sehat dan komunikasi yang efektif sebaiknya diberikan sejak dini, baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan dukungan dan fasilitas untuk mendukung kelangsungan hubungan pernikahan, seperti konseling pernikahan dan mediasi keluarga. Dengan adanya upaya preventif dan kesadaran akan pentingnya keberlangsungan hubungan pernikahan yang sehat, diharapkan angka perceraian di Indonesia dapat ditekan dan masyarakat dapat hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Semua pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat secara luas perlu bersinergi dalam mengatasi masalah ini demi menciptakan generasi yang lebih baik di masa depan.