Petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pringsewu mengamankan seorang remaja berusia 15 tahun berinisial TB. Saya merasa sangat prihatin dan kecewa saat mendengar berita mengenai remaja di Pringsewu, Lampung, yang melakukan tindakan asusila kepada siswi SMP. Tindakan tersebut sangat tidak etis dan merugikan korban secara fisik maupun psikologis, serta menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi remaja di sekitarnya. Rela melakukan tindakan asusila sebanyak empat kali menunjukkan betapa seriusnya pelaku dalam melakukan tindakan yang melukai korban, dan hal ini sangat tidak dapat diterima. Perilaku asusila merupakan bentuk kejahatan seksual yang tidak boleh dianggap sepele, apalagi jika dilakukan oleh remaja terhadap sesama remaja. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan mengenai kesadaran seksual, norma-norma sosial yang berlaku, serta pentingnya penghargaan terhadap hak dan martabat setiap individu. Remaja di masa pertumbuhan seharusnya dilindungi dan dibimbing untuk berkembang dengan baik, bukan malah melakukan tindakan merugikan seperti ini. Pemerintah, keluarga, sekolah, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan tindakan asusila di kalangan remaja. Pelaku harus diadili sesuai dengan hukum yang berlaku sebagai bentuk pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukan. Selain itu, korban juga perlu mendapatkan perlindungan, dukungan, dan penanganan yang baik agar dapat pulih dari dampak traumatis akibat tindakan yang dialami. Saya juga berharap agar kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama remaja, untuk selalu menghargai satu sama lain, tidak melakukan tindakan kekerasan atau asusila, serta menjaga norma-norma sosial yang berlaku. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di masa yang akan datang, dan semua pihak dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pertumbuhan remaja yang sehat secara fisik maupun psikologis.