Diakui pelaku, perbuatan terlarang tersebut dilakukan mereka atas dasar cinta dan suka sama suka. Berita ini sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan bahwa bahaya pelecehan seksual dapat terjadi pada siapa saja, termasuk siswi SMA yang seharusnya dalam lingkungan yang aman seperti sekolah. Kejadian ini juga menunjukkan bahwa modus pelecehan dapat dengan mudah dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, yang sering kali dianggap sebagai tempat untuk berinteraksi secara aman. Tindakan tukang pangkas yang menggauli siswi SMA di tengah malam saat hendak mengantarkan kue, menunjukkan bahwa pelaku itu memanfaatkan kesempatan untuk melakukan tindakan pelecehan seksualnya. Hal ini juga menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap orang-orang yang mungkin memiliki niat buruk di balik tindakan baik yang mereka tunjukkan. Penting bagi orang tua dan guru untuk memberikan pemahaman kepada remaja mengenai bahaya pelecehan seksual dan cara untuk melindungi diri mereka sendiri. Selain itu, pemahaman yang lebih dalam mengenai penggunaan media sosial juga perlu ditingkatkan untuk menghindari modus pelecehan yang dilakukan melalui platform tersebut. Kasus ini juga seharusnya menjadi peringatan bagi pihak yang berwenang untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas online, terutama yang melibatkan remaja. Perlu ada upaya untuk lebih mengawasi dan mengontrol interaksi antara remaja dengan orang dewasa yang tidak dikenal, sehingga dapat mencegah terjadinya tindakan pelecehan yang merugikan korban. Terakhir, penting bagi korban pelecehan seksual untuk segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib agar pelaku dapat diadili dan mencegah terulangnya kejadian serupa pada korban lainnya. Hukuman yang setimpal juga seharusnya diberikan kepada pelaku untuk memberikan efek jera dan menjadi pelajaran bagi orang lain yang memiliki niat buruk untuk melakukan tindakan serupa.