Bagi sebagian masyarakat Indonesia, arisan merupakan salah satu metode untuk membeli hewan kurban. Berita mengenai hukum kurban dengan cara berutang dan arisan tentu menjadi perhatian bagi umat Muslim yang berencana untuk melaksanakan ibadah kurban. Secara hukum, kurban adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam dan memiliki tata cara serta syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dalam hal ini, hukumnya sangat jelas bahwa kurban harus dilakukan dengan cara yang halal dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Dalam agama Islam, berutang untuk melaksanakan ibadah kurban dapat menjadi masalah jika dilakukan tanpa perhitungan yang matang. Karena dalam Islam, berutang sebaiknya dilakukan untuk kebutuhan yang mendesak dan bukan untuk kepentingan yang sebenarnya bisa ditangani dengan cara lain. Melakukan kurban dengan cara berutang dapat menimbulkan beban finansial dan dapat menimbulkan masalah keuangan yang berlarut-larut, terutama jika hutang tersebut sulit untuk dilunasi. Sedangkan, kurban dengan cara arisan juga perlu diperhatikan dengan baik. Arisan sebenarnya adalah mekanisme penggemblengan uang secara bersama-sama untuk kepentingan bersama. Namun, jika arisan digunakan untuk tujuan yang bukan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti melaksanakan ibadah kurban, maka hal tersebut perlu dipertimbangkan dengan seksama. Itu karena ibadah kurban seharusnya dilakukan dengan harta halal yang telah disiapkan sebelumnya, bukan dengan uang hasil arisan. Maka dari itu, sebagai umat Muslim yang ingin melaksanakan ibadah kurban, sebaiknya dipersiapkan dengan matang dan menghindari cara-cara yang meragukan yang dapat menimbulkan masalah di kemudian hari. Lebih baik menabung secara rutin dan menyisihkan sebagian rezeki untuk kurban, daripada terjebak dalam masalah berutang atau menggunakan dana arisan untuk kurban. Dalam Islam, prinsip kehati-hatian dan keberkahan dalam mengatur keuangan sangat ditekankan, sehingga penting bagi umat Muslim untuk memperhatikan hal ini dalam melaksanakan ibadah kurban.