Rapat Kerja Nasional atau Rakernas V PDIP akan segera digelar.Sesuai jadwal Rakernas V Partai Banteng Moncong Putih tersebut, acaranya 24-26 Mei Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa pernyataan Ujang Komarudin merupakan pandangan pribadi yang perlu dilihat dari berbagai sudut pandang. Meskipun Ujang adalah anggota partai PDIP, namun itu bukan berarti pernyataannya mewakili suara resmi partai. Dalam sebuah partai politik, pendapat individual tidak selalu sama dengan kebijakan resmi partai. Selain itu, pernyataan Ujang Komarudin ini bisa dipahami sebagai bagian dari dinamika politik yang terjadi di internal partai. Mungkin ada perbedaan pendapat di antara anggota PDIP mengenai arah kepemimpinan Jokowi. Hal ini dapat dilihat sebagai sebuah proses demokrasi internal yang sehat, di mana setiap anggota memiliki hak untuk mengemukakan pendapatnya. Namun, pernyataan Ujang Komarudin ini juga bisa menimbulkan perpecahan di internal partai jika tidak ditanggapi dengan bijak. Kepemimpinan partai perlu melakukan komunikasi yang baik dengan anggota-anggota partai untuk meredakan potensi konflik dan membangun dukungan yang solid untuk visi dan misi partai. Dalam konteks politik, penolakan terhadap Jokowi juga harus dilihat dengan objektif dan tidak hanya berdasarkan perasaan pribadi atau kepentingan tertentu. Pemimpin partai dapat mengambil pelajaran dari pernyataan ini untuk melakukan evaluasi diri dan memperbaiki kinerja agar dapat memenangkan dukungan lebih luas dari anggota partai dan masyarakat. Terlepas dari pernyataan Ujang Komarudin, Jokowi tetap merupakan Presiden yang sah dan memiliki dukungan dari sebagian besar anggota partai PDIP maupun rakyat Indonesia. Penting bagi partai dan pemimpinnya untuk tetap bersatu dan fokus pada agenda pembangunan yang akan memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga, melalui dialog dan komunikasi yang baik, konflik internal dapat diselesaikan secara konstruktif demi kepentingan bersama.