AE disebut melarikan diri dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Lampung di Masgar, Tegineneng, Pesawaran. Berita tentang seorang napi anak pembunuh polisi yang kabur di Lampung Tengah tentu sangat mengkhawatirkan dan memicu kekhawatiran masyarakat. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa sistem keamanan di dalam penjara masih rentan dan perlu diperkuat agar kejadian seperti ini tidak terulang di masa yang akan datang. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kontrol dan pengawasan yang dilakukan terhadap para narapidana di dalam penjara. Seharusnya penjara memiliki sistem keamanan yang ketat sehingga tidak ada celah untuk para napi kabur, terlebih lagi napi yang memiliki kasus serius seperti pembunuhan terhadap polisi. Tindakan kaburnya napi anak pembunuh polisi ini juga dapat menciptakan ketakutan dan kekhawatiran di masyarakat, terutama bagi keluarga korban yang mungkin merasa tidak aman. Proses penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan transparan agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi hukum tetap terjaga. Diperlukan langkah-langkah preventif yang lebih baik untuk mencegah terjadinya kasus kaburnya napi di masa depan. Pihak terkait harus melakukan evaluasi terhadap sistem keamanan di dalam penjara, memberikan pelatihan kepada petugas penjara, serta meningkatkan kerjasama antara berbagai pihak terkait guna mencegah kejadian serupa. Pihak kepolisian juga perlu meningkatkan upaya pengejaran terhadap napi yang kabur sehingga dapat segera ditangkap kembali dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Keterbukaan informasi mengenai perkembangan pengejaran napi yang kabur juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat mengikuti perkembangan kasus tersebut. Diharapkan dengan adanya kejadian ini, pihak terkait dapat belajar dari kesalahan dan melakukan perbaikan sistem agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Kepastian hukum harus tetap dijunjung tinggi demi terciptanya rasa aman dan keadilan bagi seluruh masyarakat.