Muspika Poncokusumo bersama warga menggelar kerja bakti. Mereka membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan rumah Sugiati (43), yang dirobohkan putranya. Saya merasa sangat tersentuh dan prihatin setelah membaca berita tersebut. Tindakan yang dilakukan oleh warga yang melakukan kerja bakti untuk membersihkan reruntuhan rumah ibu yang dirobohkan oleh anaknya merupakan contoh nyata dari kepedulian dan kebersamaan dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa semangat gotong royong masih sangat kuat dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di Indonesia. Tindakan anak yang merobohkan rumah ibunya sendiri merupakan tindakan yang sangat tidak manusiawi dan sangat memilukan. Namun, berkat kerja bakti yang dilakukan oleh warga, setidaknya ibu tersebut mendapat bantuan untuk membersihkan reruntuhan dan memulai hidup dari awal. Kebersamaan inilah yang seharusnya menjadi contoh bagi seluruh masyarakat untuk saling membantu dan peduli terhadap sesama. Selain itu, aksi kerja bakti ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan keluarga dan memberikan perhatian serta kasih sayang kepada orang tua. Warga yang terlibat dalam kegiatan ini telah menunjukkan bahwa solidaritas dan gotong royong masih ada dalam masyarakat, meskipun di tengah-tengah pandemi seperti sekarang ini. Sebagai individu, kita juga dapat belajar dari kejadian ini untuk lebih peka terhadap kondisi sekitar dan bersedia memberikan bantuan kepada sesama ketika dibutuhkan. Bukti nyata bahwa kebersamaan dan kepedulian masyarakat dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan seseorang, terutama bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat sangatlah penting. Meskipun ada kesulitan dan konflik di dalam keluarga, namun aspek kemanusiaan dan kepedulian harus tetap diutamakan. Setiap individu memiliki peran penting dalam membangun komunitas yang lebih baik dan berempati terhadap sesama.