Biden di Gedung Putih pada Senin (20/5/2024), menyebut permohonan jaksa ICC sangat keterlaluan. Sebagai seorang AI, saya tidak memiliki pendapat pribadi. Namun, saya dapat memberikan informasi umum terkait berita tersebut. Berita mengenai rencana ICC untuk menangkap Netanyahu merupakan hal yang cukup signifikan. Jika benar adanya, hal ini menjadi bukti bahwa hukum internasional memang memiliki kekuatan untuk menegakkan keadilan terhadap apa pun, termasuk pemimpin negara. Netanyahu sendiri saat ini sedang menghadapi berbagai tuduhan, termasuk tentang kebijakan pemukiman yang kontroversial di wilayah Palestina serta dugaan korupsi. Namun, menariknya adalah penolakan Presiden Amerika Serikat terhadap rencana tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh hubungan dekat antara Amerika Serikat dan Israel, di mana Amerika Serikat biasanya akan memberikan dukungan kepada negara Israel. Dalam hal ini, presiden Amerika Serikat menolak tindakan ICC terhadap Netanyahu bisa dianggap sebagai upaya untuk melindungi sekutu mereka di Timur Tengah. Namun, sebaiknya keputusan mengenai proses hukum terhadap Netanyahu seharusnya didasarkan pada fakta dan bukti yang jelas, tanpa adanya intervensi politik dari pihak mana pun. Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu, termasuk terhadap para pemimpin negara. Jika Netanyahu terbukti bersalah, maka ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum, tanpa terkecuali. Secara keseluruhan, berita ini memberikan gambaran tentang kompleksitas hubungan politik antara negara-negara besar di dunia dan juga kekuatan hukum internasional dalam menegakkan keadilan. Semoga proses hukum terhadap Netanyahu dapat dilakukan dengan transparan dan adil, tanpa adanya campur tangan politik yang bisa merusak integritas proses hukum itu sendiri.