Selain Raisi, kecelakaan itu turut menewaskan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian. Berita mengenai Eks Menlu Iran yang menyebut AS sebagai pelaku sabotase terhadap helikopter yang tewaskan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, merupakan tudingan yang sangat serius. Tudingan ini dapat memicu ketegangan antara Iran dan AS, dan menyulut konflik yang lebih besar di kawasan Timur Tengah. Sebagai negara adidaya, tudingan terhadap AS sebagai pelaku sabotase harus didukung oleh bukti yang kuat dan jelas. Sehingga, jika Iran benar-benar memiliki bukti yang dapat mendukung klaim tersebut, maka pihak berwenang harus segera menginvestigasi dan mengungkap kebenaran di balik insiden tersebut. Ketegangan antara Iran dan AS telah lama terjadi, dan tudingan seperti ini hanya akan semakin memperkeruh hubungan kedua negara. Upaya diplomasi dan dialog pun sangat diperlukan guna menghindari eskalasi konflik yang dapat membahayakan keamanan dan stabilitas global. Selain itu, keamanan para pemimpin negara juga harus dijamin dengan baik agar kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan. Perlindungan terhadap para pemimpin merupakan tanggung jawab yang sangat besar bagi pihak berwenang, sehingga kejadian yang menimbulkan kerugian yang besar seperti ini harus dapat dicegah dengan baik. Kita juga perlu menunggu hasil investigasi resmi yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengetahui kebenaran dari tudingan tersebut. Tidak bijaksana jika langsung mempercayai klaim tersebut tanpa ada bukti yang kuat. Kita harus tetap tenang dan bijaksana dalam menyikapi situasi ini, dan mengutamakan kepentingan perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut.