Dikutip dari The Times of Israel, lima tentara wanita itu ialah Liri Albag, Karina Ariev, Agam Berger, Daniella Gilboa, Naama Levy. Tanggapan saya terhadap berita mengenai nasib apes 5 tentara wanita IDF yang babak belur ditangkap oleh Hamas adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan. Ini menunjukkan betapa rentannya tentara wanita terhadap bahaya dan risiko di medan perang, terutama dalam menghadapi musuh yang begitu kuat seperti Hamas. Sangat disayangkan melihat nasib para tentara wanita yang harus mengalami perlakuan kasar dan tidak manusiawi dari pihak Hamas. Mereka harus menghadapi berbagai macam ancaman dan tekanan yang tentu saja dapat berdampak pada kondisi fisik maupun mental mereka. Perlakuan semacam ini jelas tidak dapat diterima dalam situasi apapun, dan harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak yang terlibat. Dalam situasi konflik seperti ini, perlindungan terhadap tentara wanita harus menjadi prioritas utama. Mereka sama-sama berjuang dan berkorban untuk negara dan tentu saja seharusnya mendapatkan perlindungan serta dukungan penuh dari pemerintah dan pihak terkait. Perlakuan yang tidak manusiawi seperti ini tidak hanya merugikan korban langsung, tetapi juga dapat berdampak buruk pada moral dan semangat juang seluruh tentara. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan perlindungan terhadap tentara wanita di medan perang. Mereka juga memiliki hak yang sama untuk dilindungi dan mendapatkan perlakuan yang layak sebagai manusia. Semua bentuk kekerasan dan penindasan harus dihentikan, dan para pelaku harus diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Semoga nasib para tentara wanita yang tertangkap dapat segera membaik dan mereka dapat pulang ke tempatnya dengan selamat.