Politisi yang akrab disapa Pak Doktor saat mendaftar ini didampingi sejumlah petinggi NasDem Sabang. Saya melihat berita ini sebagai sebuah hal yang menarik dan menunjukkan bahwa dalam politik, tidak ada yang pasti dan segala kemungkinan bisa terjadi. Langkah Ketua NasDem yang juga seorang dokter untuk mendaftar ke PKS sebagai calon walikota Sabang menunjukkan bahwa dia memiliki keyakinan dan motivasi yang kuat dalam berpolitik. Perpindahan partai politik ini juga menunjukkan bahwa politik di Indonesia masih dinamis dan variatif. Tidak ada yang benar-benar permanen dalam politik, karena setiap individu memiliki hak untuk berpindah partai sesuai dengan keyakinan dan kepentingan politiknya. Namun, di sisi lain, perpindahan partai politik seperti ini juga dapat menimbulkan spekulasi dan kontroversi di kalangan masyarakat. Ada yang mendukung langkah ini sebagai wujud kebebasan berpolitik, namun ada juga yang menilai tindakan tersebut sebagai tindakan yang tidak konsisten dan opportunis. Sebagai pemilih, kita sebaiknya bijak dalam menilai setiap langkah politisi yang terlibat dalam perpindahan partai politik. Kita harus melihat motif di balik perpindahan tersebut, apakah benar-benar untuk kepentingan masyarakat atau hanya untuk kepentingan pribadi atau politik semata. Dalam konteks Pilwalkot Sabang, perpindahan tersebut dapat mempengaruhi dinamika politik di daerah tersebut. Calon yang sebelumnya sudah memiliki jaringan politik dan basis dukungan di Partai NasDem dapat kehilangan dukungan ketika beralih ke PKS, namun sebaliknya juga bisa mendapat dukungan baru dari basis pendukung PKS. Secara keseluruhan, berita ini mengingatkan kita bahwa politik adalah dunia yang dinamis dan tidak pernah bisa diprediksi dengan pasti. Kita sebagai masyarakat harus tetap kritis dan bijak dalam menyikapi setiap peristiwa politik yang terjadi, agar kita dapat memilih pemimpin yang benar-benar mewakili dan berkomitmen untuk kepentingan masyarakat.