Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara tersirat telah memcat Jokowi dan Gibran sebagai kader PDIP Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa setiap partai politik memiliki kebijakan dan strategi yang berbeda dalam mengambil keputusan terkait calon presiden yang akan diusung. Hal ini merupakan hal yang lumrah dalam dunia politik, di mana pergeseran dukungan dan keputusan dapat terjadi tergantung pada dinamika politik dan kepentingan partai masing-masing. Dalam kasus Jokowi, meskipun sebelumnya mendapat dukungan dari PDIP dan Megawati Soekarnoputri, namun tidak menutup kemungkinan bahwa partai tersebut memiliki pertimbangan yang lebih mendalam dalam menentukan kembali calon presiden yang akan diusung pada pemilu berikutnya. Keputusan tersebut tentu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan politik partai untuk memenangkan pemilu dan mencapai tujuan politik tertentu. Selain itu, perlu diingat bahwa politik adalah dinamis dan selalu berubah. Tidak ada yang permanen dalam dunia politik, termasuk dukungan dari partai politik tertentu. Jokowi, sebagai seorang politikus, harus mampu membaca dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan politik yang terjadi di sekitarnya. Dengan demikian, pergeseran dukungan dari PDIP terhadap Jokowi seharusnya dijadikan sebagai sebuah tantangan bagi Jokowi untuk memperkuat basis politiknya dan memenangkan kepercayaan dari partai-partai lain yang mungkin dapat menjadi mitra politiknya dalam perhelatan pemilu mendatang. Sebagai seorang pemimpin, Jokowi diharapkan mampu membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak untuk mencapai kesuksesan politiknya. Secara keseluruhan, pergeseran dukungan politik adalah hal yang lazim dalam dunia politik. Hal tersebut harus dijadikan sebagai pelajaran bagi setiap politikus untuk terus beradaptasi dengan perubahan politik yang terjadi, serta memperkuat basis politiknya agar tetap relevan dan dapat meraih dukungan untuk mencapai tujuan politiknya.