Manchester City tertarik pada gelandang Newcastle Bruno Guimaraes, tetapi seperti Arsenal, kemungkinan besar tidak akan membayar klausul pelepasan Saya pikir tindakan Manchester City dalam meniru pendirian Arsenal atas transfer Bruno Guimaraes senilai Rp 2 triliun adalah tindakan yang layak diapresiasi. Meskipun Manchester City adalah salah satu klub kaya yang memiliki kemampuan finansial untuk membayar biaya transfer yang tinggi, namun mengikuti prinsip fair play keuangan merupakan hal yang penting. Dalam dunia sepakbola, terkadang klub-klub besar cenderung membelanjakan uang dengan bebas untuk mendatangkan pemain-pemain bintang tanpa memperhatikan konsekuensi jangka panjangnya. Namun, mematuhi prinsip fair play keuangan dapat membantu mendorong stabilitas dan keberlanjutan dalam industri sepakbola. Selain itu, tindakan Manchester City untuk meniru pendirian Arsenal juga bisa dianggap sebagai contoh positif bagi klub-klub lain di seluruh dunia. Dengan memiliki kesadaran akan pentingnya mengelola keuangan dengan bijaksana, maka klub akan lebih mampu untuk berkembang secara berkelanjutan dan tidak terjerumus ke dalam masalah finansial yang serius. Sebagai penggemar sepakbola, saya berharap bahwa tindakan Manchester City ini dapat memicu perubahan positif dalam pola pikir klub-klub sepakbola lainnya. Semakin banyak klub yang memprioritaskan keuangan yang sehat, maka industri sepakbola secara keseluruhan juga akan semakin stabil dan berkelanjutan. Dalam hal transfer pemain, penting bagi klub untuk tidak hanya fokus pada aspek finansial semata. Kualitas dan potensi pemain juga harus dipertimbangkan dengan matang. Dengan melakukan evaluasi yang komprehensif, klub akan lebih mampu untuk membuat keputusan transfer yang tepat dan berpotensi memberikan kontribusi positif bagi tim. Pada akhirnya, saya rasa langkah Manchester City untuk meniru pendirian Arsenal dalam transfer Bruno Guimaraes senilai Rp 2 triliun adalah langkah yang patut diacungi jempol. Ini menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga kesehatan keuangan klub serta memperhitungkan konsekuensi jangka panjang dari keputusan transfer. Semoga tindakan ini dapat menjadi contoh bagi klub-klub lain di seluruh dunia untuk mengelola keuangan mereka dengan bijaksana demi keberlanjutan industri sepakbola.