Penertiban pada Kamis (27/6/2024) dini hari itu dalam rangka mengantisipasi pelanggaran syariat Islam dan menekan angka penularan HIV/AIDS. Tanggapan saya terhadap berita ini tentu mendukung langkah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) dalam upaya pencegahan penyebaran HIV serta pelanggaran terhadap syariat di Aceh. Langkah-langkah preventif yang dilakukan oleh pihak terkait ini merupakan langkah yang patut diapresiasi, mengingat HIV/AIDS menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Selain itu, tindakan untuk mengamankan tiga waria di tepi Krueng Aceh juga telah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku di daerah tersebut. Aceh dikenal sebagai provinsi yang menerapkan syariat Islam, sehingga tindakan untuk mencegah pelanggaran terhadap syariat merupakan hal yang wajar dilakukan oleh Satpol PP dan WH. Namun, dalam mengambil langkah ini, perlu juga dilakukan dengan pendekatan yang humanis dan penuh dengan empati terhadap individu yang terlibat. Penting untuk memastikan bahwa tindakan yang dilakukan tidak melanggar hak asasi manusia dan juga tidak mendiskriminasi kelompok tertentu. Selain itu, langkah preventif dan edukasi juga perlu ditingkatkan agar permasalahan HIV/AIDS dan pelanggaran syariat bisa diatasi dari akar masalahnya. Pendidikan mengenai pentingnya kesehatan dan kepatuhan terhadap aturan syariat perlu ditanamkan sejak dini agar masyarakat lebih aware dan peduli terhadap hal ini. Diharapkan pula bahwa tindakan yang diambil oleh Satpol PP dan WH ini dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam upaya pencegahan penyebaran HIV dan pelanggaran syariat. Semoga dengan adanya langkah-langkah ini, kondisi kesehatan masyarakat di Aceh dapat semakin terjaga dan kepatuhan terhadap aturan syariat juga semakin tinggi.