Penagih utang di Palembang, Sumsel, yang dibunuh saat menagih utang Rp 10 juta ke pelaku. Keluarga ungkap saat terakhir korban pamit sebelum dibunuh. Berita ini sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan tingginya tingkat kekerasan yang terjadi dalam penagihan utang di masyarakat. Tindakan membunuh seseorang hanya karena menagih utang menunjukkan bahwa beberapa individu menggunakan kekerasan sebagai solusi dari masalah keuangan mereka. Kondisi ini sangat tidak manusiawi dan menimbulkan rasa keamanan serta ketakutan di masyarakat. Selain itu, tindakan membunuh sebagai bentuk penolakan atas penagihan utang seolah-olah melegitimasi tindakan kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan konflik keuangan. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan hukum yang berlaku. Perlakuan semacam ini jelas tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beradab. Di sisi lain, berita tentang tim SAR yang berhasil menyelamatkan penumpang KMP Virgo merupakan cerita yang menunjukkan kerja keras dan dedikasi dari petugas-petugas SAR. Mereka telah menunjukkan keberanian dan ketepatan dalam bertindak dalam situasi darurat untuk menyelamatkan nyawa manusia. Keberhasilan mereka patut diapresiasi dan dijadikan contoh bagi yang lain untuk selalu siap siaga dalam membantu sesama. Dalam rangka mencegah kejadian serupa di masa depan, perlu adanya kesadaran bersama bahwa penagihan utang harus dilakukan secara baik dan sesuai prosedur yang berlaku. Selain itu, pemerintah juga perlu turut campur tangan untuk memberikan solusi bagi masyarakat yang mengalami masalah keuangan sehingga kasus seperti ini tidak terulang kembali. Semua pihak perlu berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang lebih aman dan damai.