Pengunggah mengatakan, Ridwan dan keluarga telah tinggal di gubuk reyot yang jauh dari pemukiman ini selama tiga tahun. Berita mengenai pasutri yang terpaksa hidup di gubuk reyot di tengah hutan dan terpaksa berburu hewan untuk makan merupakan situasi yang sangat menyedihkan. Kondisi ini menunjukkan betapa sulitnya kehidupan bagi pasangan tersebut, dimana mereka terpaksa bertahan hidup dengan cara yang tidak manusiawi. Kehidupan mereka yang terbatas dalam sebuah gubuk reyot di tengah hutan jauh dari akses masyarakat dan sumber daya merupakan gambaran nyata dari kemiskinan yang harus mereka hadapi. Kisah ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama. Kita sebagai masyarakat seharusnya turut ambil bagian dalam membantu mereka untuk keluar dari kondisi tersebut. Bantuan sosial dan dukungan dari pemerintah serta organisasi sosial sangat diperlukan dalam membantu pasutri tersebut untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Kita juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya akses yang layak terhadap pendidikan dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang hidup dalam kondisi kemiskinan. Dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan pelatihan kerja, diharapkan mereka dapat meningkatkan kemandirian dan kemampuan ekonominya sehingga dapat keluar dari lingkaran kemiskinan. Tidak hanya itu, perlu juga adanya upaya untuk memberikan pendampingan psikologis bagi pasutri tersebut agar mereka mampu menghadapi permasalahan dengan lebih baik dan memiliki semangat untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun organisasi sosial, perlu berperan aktif dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada pasutri tersebut agar mereka dapat hidup dengan layak dan bermartabat.