Nasib Ibu di Batam yang Rantai Anak Sendiri Gara-gara Handphone dan Hafalan Surat Pendek Al-Quran

2 jam yang lalu
2


Loading...
Video anak perempuan di Batam ditemukan mengenaskan dengan leher dirantai oleh ibu kandung sendiri viral.
Berita mengenai seorang ibu di Batam yang merantai anaknya gara-gara masalah handphone dan hafalan surat pendek Al-Quran sangat memprihatinkan dan memunculkan berbagai pertanyaan tentang kondisi sosial dan psikologis keluarga tersebut. Tindakan ekstrem seperti merantai anak adalah sebuah refleksi dari frustrasi dan tekanan yang mungkin dihadapi oleh orang tua. Namun, sadarkah kita bahwa tindakan tersebut bukanlah solusi yang tepat bagi permasalahan yang dihadapi? Di satu sisi, kita perlu memahami bahwa sebagai orang tua, ada harapan dan ekspektasi terhadap anak, terutama dalam hal pendidikan dan perilaku. Dalam konteks berita ini, bisa jadi ibu tersebut merasa terdesak oleh penggunaan gadget yang berlebihan, yang seringkali menjadi jalan terjal dalam proses pendidikan anak. Namun, daripada resorting pada metode paksaan atau hukuman fisik, pendekatan yang lebih komunikatif dan pedagogis harus lebih diutamakan. Di era digital saat ini, gadget menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Anak-anak rentan terpikat oleh dunia maya yang terkadang bisa mengalihkan perhatian mereka dari kewajiban akademik atau spiritual. Sebagai orang tua, penting untuk bisa memberikan bimbingan yang baik, mengajari anak tentang batas waktu penggunaan gadget, serta menjelaskan dampak dari kebiasaan buruk yang bisa ditimbulkan. Pentingnya pendidikan spiritual, seperti hafalan Al-Quran, tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, pendekatan dalam mengajarkan nilai-nilai tersebut harus dilakukan dengan kasih sayang dan pengertian, bukan dengan paksaan. Mengajarkan anak untuk mencintai Al-Quran dan menghafal ayat-ayatnya seharusnya menjadi sebuah proses yang membahagiakan, jauh dari tekanan dan rasa takut. Tindakan merantai anak, pada akhirnya, dapat menyebabkan dampak negatif yang lebih besar. Ini berpotensi menimbulkan trauma psikologis yang berkepanjangan pada anak dan merusak hubungan antara orang tua dan anak. Hubungan yang sehat dan solid antara kedua belah pihak adalah fondasi utama dalam mendidik dan membimbing anak. Kita sebagai masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung orang tua dalam menjalankan peran mereka. Program-program edukasi parenting yang bisa memberikan wawasan dan pengetahuan tentang cara mendidik anak di era modern ini sangat diperlukan. Hal ini bisa mengurangi potensi terjadinya tindakan-tindakan ekstrem yang jelas merugikan kedua belah pihak. Kejadian ini hendaknya menjadi pengingat bagi kita semua mengenai pentingnya dialog dan komunikasi yang terbuka dalam keluarga. Dalam konteks ini, kita perlu mengedukasi orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak-anak mereka dan memanfaatkan pendekatan yang lebih konstruktif untuk mengatasi permasalahan yang ada. Hanya dengan cara ini, kondisi keluarga yang harmonis bisa tercipta dan anak-anak bisa tumbuh sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment