Apel Operasi Ketupat 2025 di Surabaya dipimpin Kapolri, meski ada demonstrasi menolak RUU TNI. Berita tentang apel operasi Ketupat 2025 di depan Grahadi dengan diwarnai demonstrasi massa menunjukkan dinamika yang menarik dalam konteks keamanan dan ketertiban masyarakat. Apel ini merupakan bagian dari persiapan pihak kepolisian dan instansi terkait untuk menghadapi peningkatan aktivitas masyarakat, terutama menjelang hari raya yang seringkali disertai dengan keramaian dan potensi kerawanan. Dalam situasi ini, keberadaan personel gabungan yang terlatih dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat, serta menunjukkan bahwa aparat penegak hukum siap menjaga ketertiban. Di sisi lain, demonstrasi massa di sekitar lokasi apel menunjukkan bahwa masyarakat memiliki suara dan kepentingan yang ingin disuarakan. Ini adalah manifestasi dari kebebasan berekspresi yang diatur dalam undang-undang. Pemerintah dan aparat keamanan perlu mendorong dialog yang konstruktif dengan para demonstran, untuk memahami isu yang mereka angkat. Hal ini penting agar tindakan kepolisian tidak hanya bersifat represif, tetapi juga responsif terhadap aspirasi masyarakat. Dalam konteks operasi Ketupat, ada tantangan yang perlu dihadapi oleh pihak keamanan. Keberadaan massa demonstrasi dapat menciptakan situasi yang kompleks, di mana aparat harus bisa membedakan antara jaminan keamanan dengan hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat. Sinergi antara pihak kepolisian dengan demonstran dapat menjadi solusi untuk menjaga agar situasi tetap kondusif, tanpa mengabaikan hak-hak asasi manusia. Selanjutnya, penting bagi masyarakat untuk memahami tujuan dari apel operasi ini. Hal ini bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi merupakan langkah strategis untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, terutama ketika banyak masyarakat yang merayakan hari raya. Dengan adanya persiapan yang matang, diharapkan potensi gangguan dapat diminimalisir, sehingga semua pihak dapat menikmati momentum berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Pentingnya pengawasan dan evaluasi dari setiap tindakan yang diambil, baik oleh aparat maupun demonstran. Saling menghormati dan menemukan titik temu menjadi kunci dari sebuah masyarakat yang demokratis. Apel ini diharapkan bukan hanya menjadi simbol kekuatan, tetapi juga simbol kolaborasi antara aparat dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Pada akhirnya, berita ini mencerminkan realitas yang kompleks dalam konteks sosial dan politik. Masyarakat dan pemerintah perlu saling mendukung untuk menciptakan iklim yang harmonis. Partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi, termasuk melalui aksi demonstrasi, merupakan bagian dari pilar kewarganegaraan yang sehat. Diharapkan, melalui langkah-langkah yang kooperatif, kita semua dapat mencapai tujuan bersama: keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan.