Suharyanto mengatakan kerugian mencapai Rp 101 Miliar. Berita mengenai kerugian akibat banjir di Bekasi yang mencapai Rp 101 miliar yang diungkapkan oleh Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mengingatkan kita akan pentingnya penanganan bencana yang lebih baik di Indonesia. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di berbagai daerah, termasuk di Bekasi, yang dikenal sebagai daerah rawan banjir. Kerugian yang ditimbulkan dari bencana ini tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga berdampak pada kehidupan masyarakat, infrastruktur, dan lingkungan. Angka Rp 101 miliar mencerminkan besarnya beban yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah dalam upaya pemulihan pasca-banjir. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya investasi dalam infrastruktur yang tahan terhadap bencana, termasuk pembangunan drainase yang baik, revitalisasi sungai, dan ruang terbuka hijau yang dapat menyerap air hujan. Di sisi lain, berita ini juga menyoroti perlunya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menghadapi bencana. Edukasi tentang manajemen risiko bencana harus ditingkatkan agar masyarakat bisa lebih siap saat bencana terjadi. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan sistem penanggulangan bencana yang lebih efektif. Selain upaya rehabilitasi dan rekonstruksi, perlu ada perhatian lebih pada mitigasi bencana. Pemerintah perlu melakukan penataan ruang yang lebih baik dan pengaturan zonasi yang jelas agar pembangunan tidak semakin memperburuk kondisi lingkungan yang menyebabkan banjir. Kasus di Bekasi bisa menjadi pelajaran bagi daerah lain. Penanganan yang cepat dan tepat guna dalam menghadapi bencana bisa mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Dalam konteks yang lebih luas, kita harus bersikap proaktif dalam mengantisipasi bencana, mengingat perubahan iklim yang dapat memperburuk frekuensi dan intensitas bencana alam di masa depan. Kesimpulannya, berita mengenai kerugian akibat banjir di Bekasi ini menekankan pentingnya penanganan bencana yang terintegrasi, baik dari sisi pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons. Diperlukan kerjasama lintas sektor serta partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat untuk menciptakan komunitas yang lebih resilient terhadap ancaman bencana.