Polisi Probolinggo gencar patroli usai tawuran pemuda saat ngabuburit. Patroli rutin dilakukan untuk mencegah kriminalitas dan balap liar selama Ramadan. Berita mengenai tawuran saat ngabuburit di Probolinggo menunjukkan betapa pentingnya pengawasan dan tindakan preventif dari pihak kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Tawuran yang terjadi menjelang waktu berbuka puasa, ketika banyak orang berkumpul, bisa menjadi alasan yang memprihatinkan. Bulan Ramadan seharusnya menjadi waktu untuk mempererat ukhuwah serta bersatu dalam ibadah, namun kemelut seperti ini justru menciptakan suasana yang tidak kondusif. Langkah proaktif yang diambil oleh polisi dengan meningkatkan patroli patut diapresiasi. Patroli yang intensif di area-area rawan dapat menjadi solusi untuk mencegah terjadinya tawuran lebih lanjut. Polisi tidak hanya berfungsi sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai penjaga keamanan dan ketertiban. Dengan kehadiran yang lebih terlihat di lapangan, diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat yang sedang menikmati waktu ngabuburit dan menunggu buka puasa. Namun, perlu diingat bahwa tindakan kepolisian tidak boleh hanya bersifat reaktif. Harus ada pendekatan yang lebih mendasar untuk menangani akar masalah yang menyebabkan tawuran, seperti kurangnya kegiatan positif yang melibatkan pemuda, masalah sosial, atau bahkan pengaruh lingkungan. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menciptakan program-program yang lebih menyejukkan dan memberikan alternatif bagi generasi muda agar terhindar dari tindakan brutal ini. Keterlibatan berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi pemuda, tokoh masyarakat, dan ormas, sangat dibutuhkan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Melalui dialog dan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif, pemuda dapat diarahkan untuk mengalihkan energi dan semangat mereka ke dalam aktivitas yang lebih konstruktif. Misalnya, mengadakan kegiatan olahraga, kompetisi seni, atau forum diskusi yang dapat menyalurkan aspirasi mereka dengan cara yang damai. Di sisi lain, media juga memiliki peran penting dalam menciptakan kesadaran akan bahaya tawuran dan dampaknya terhadap masyarakat. Melalui pemberitaan yang edukatif dan memberikan informasi yang jelas, masyarakat bisa lebih memahami konsekuensi dan risiko yang ditimbulkan dari tindakan tersebut. Dengan meningkatkan kesadaran, diharapkan tawuran dan bentuk vandalism lainnya dapat diminimalisir. Keseriusan pihak kepolisian untuk menjaga keamanan selama bulan Ramadan harus dicontoh dan didukung oleh semua lapisan masyarakat. Bulan yang penuh berkah ini seharusnya diisi dengan kegiatan yang positif dan mendukung, bukan dengan aksi-aksi yang merugikan. Mari kita sama-sama berkomitmen untuk menciptakan suasana yang damai dan kondusif, terutama di saat-saat yang penuh berkah ini.