Sejak PLTP Ulumbu memasuki rencana pengembangan, Eduardus Joman tak jarang terpapar informasi-informasi keliru perihal dampak geothermal Berita yang berjudul "Warga Poco Leok Kaget! Warga Tomohon Hidup Sejahtera Meski Berdampingan dengan PLTP Lahendong" mencerminkan realitas yang menarik terkait dengan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan dampaknya terhadap komunitas lokal. Dalam konteks ini, pengalaman warga Tomohon yang hidup sejahtera meskipun berdekatan dengan PLTP Lahendong mampu menyajikan sudut pandang positif mengenai penggunaan energi terbarukan dan dampak sosialnya. Pertama, penting untuk dicatat bahwa PLTP sebagai sumber energi terbarukan memiliki banyak manfaat. Keberadaan PLTP dapat membantu memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat di Indonesia, serta mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang lebih berpolusi. Dengan adanya proyek energi yang berkelanjutan ini, masyarakat sekitar dapat menikmati manfaat langsung dari pasokan energi yang lebih stabil dan mungkin biaya yang lebih terjangkau. Kedua, realitas sejahtera yang dialami oleh warga Tomohon dapat menjadi contoh keberhasilan dalam pengelolaan proyek energi yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, pengembangan energi tidak selalu harus berkonflik dengan kepentingan lokal. Jika pemerintah dan pihak pengembang dapat berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, maka hasil yang saling menguntungkan dapat tercapai. Namun, berita ini juga perlu menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi oleh warga Poco Leok atau komunitas lain yang berdekatan dengan PLTP. Meski ada keberhasilan di satu tempat, tidak dapat dipungkiri bahwa ada juga potensi dampak negatif seperti perubahan lingkungan, masalah kesehatan, atau pergeseran sosial. Oleh karena itu, penting bagi pihak terkait untuk memastikan bahwa manfaat dari proyek ini dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang mungkin tidak merasakan keuntungan yang sama. Dari sudut pandang keberlanjutan, penting untuk mendapatkan umpan balik dari masyarakat yang terpengaruh langsung oleh proyek ini. Melalui dialog yang konstruktif, masalah dan kekhawatiran yang mungkin timbul bisa diidentifikasi lebih awal, dan solusi dapat dibangun untuk meminimalkan dampak negatif. Dengan keterlibatan aktif masyarakat, proyek energi dapat disesuaikan untuk lebih memperhatikan kebutuhan lokal. Akhirnya, kisah warga Tomohon dan Poco Leok bisa menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya keadilan sosial dalam pengembangan proyek energi. Tidak hanya harus fokus pada keuntungan ekonomi semata, tetapi juga harus mengingat kesejahteraan dan hak-hak masyarakat yang ada di sekitarnya. Dengan pendekatan yang inklusif, diharapkan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia dapat memberikan manfaat yang sentosa tidak hanya bagi masyarakat lokal tetapi juga untuk lingkungan secara keseluruhan.