Ada pembatalan 16 penerbangan internasional di Bali akibat erupsi Gunung Lewotobi. Namun Bandara Ngurah Rai masih normal beroperasi. Berita mengenai erupsi Gunung Lewotobi yang menyebabkan 16 penerbangan internasional di Bali dibatalkan menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Erupsi gunung berapi merupakan fenomena yang sangat tidak terduga dan sering kali memiliki dampak luas terhadap kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal transportasi dan pariwisata. Bali, sebagai destinasi wisata internasional yang terkenal, tentunya sangat terdampak oleh keadaan tersebut. Dalam konteks ini, tindakan pembatalan penerbangan merupakan langkah yang tepat untuk menjamin keselamatan penumpang. Asap dan abu yang dihasilkan oleh erupsi podemengaruhi jarak pandang dan dapat merusak mesin pesawat, sehingga menempatkan nyawa penumpang dan awak pesawat dalam bahaya. Dalam hal ini, pihak otoritas penerbangan dan bandara perlu melakukan koordinasi yang baik untuk memastikan bahwa semua informasi terkait kondisi vulkanis diperbarui secara real-time kepada maskapai dan penumpang. Selain itu, peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya sistem peringatan dini dan infrastruktur yang memadai dalam mencegah atau meminimalisir dampak negatif dari bencana alam. Dengan memanfaatkan teknologi terbaru dalam pemantauan aktivitas vulkanik, pemerintah dan lembaga terkait dapat menginformasikan masyarakat dan wisatawan lebih cepat dan lebih efisien, sehingga mereka dapat mengambil tindakan yang diperlukan. Dari segi dampak ekonomi, pembatalan penerbangan juga berpotensi merugikan industri pariwisata di Bali, terutama ketika banyak wisatawan yang merencanakan liburan mereka ke pulau tersebut. Wisatawan yang terjebak dalam situasi ini mungkin akan mengalami kerugian, sementara pelaku industri seperti hotel, restoran, dan penyedia jasa wisata lainnya juga akan terpengaruh. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang untuk segera merumuskan strategi pemulihan yang akan membantu meringankan beban yang dihadapi oleh sektor ini. Di sisi lain, peristiwa ini juga membuka kesempatan bagi pemerintah dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam meningkatkan fasilitas dan layanan darurat. Misalnya, perencanaan jalur evakuasi bagi wisatawan dan penyediaan informasi yang jelas mengenai kondisi cuaca dan situasi vulkanik yang aktual. Dengan demikian, di masa mendatang, para wisatawan dapat merasa lebih aman dan terlindungi. Kesimpulannya, erupsi Gunung Lewotobi dan pembatalan penerbangan yang menyertainya menekankan pentingnya kesiapsiagaan, informasi yang tepat waktu, dan kerjasama antara berbagai pihak untuk menghadapi bencana alam. Meski dampaknya bisa sangat luas, dengan pendekatan yang tepat, tantangan ini dapat diatasi dan masyarakat serta sektor pariwisata dapat kembali pulih dan berkembang.