'Intinya gue cari orang yang mau bisa urus gue sampai akhirnya. Karena kalau cuma cinta, kalau cuma ya lu lihat gue seperti ini, ya belum tentu... Berita mengenai Sule, seorang komedian dan entertainer terkenal di Indonesia, yang mengaku tak menutup kemungkinan untuk menikah lagi setelah menjadi kakek tentunya menarik perhatian banyak orang. Dalam konteks kehidupan pribadi seorang publik figur, keputusan untuk menikah lagi seringkali dihubungkan bukan hanya dengan aspek cinta, tetapi juga dengan keinginan untuk memiliki pendamping yang dapat mendukung kehidupan sehari-hari. Sule, yang telah dikenal luas oleh masyarakat, memiliki penggemar setia yang selalu mengikuti perkembangan hidupnya. Pernyataannya tentang kemungkinan menikah lagi menunjukkan sisi humanis dari dirinya, di mana ia masih menginginkan hubungan yang harmonis dan saling mendukung. Menikah bukan hanya soal cinta semata, tetapi juga keterikatan emosional, dukungan mental, dan saling menghargai. Sebagai seorang yang telah melalui pengalaman hidup, Sule tentunya memahami betul arti dari hubungan yang sehat. Mencari pasangan yang bisa "mengurus" atau mendampingi di usianya yang kini sudah menjadi kakek menunjukkan bahwa ia memiliki harapan untuk menemukan seseorang yang tidak hanya bisa berbagi cinta, tetapi juga mampu saling melengkapi dalam kualitas hidup. Ini adalah harapan yang wajar bagi siapa pun, apalagi bagi seseorang yang telah berpengalaman dalam kehidupan berumah tangga. Di usia yang lebih matang, kita cenderung lebih selektif dan lebih memahami apa yang kita butuhkan dalam sebuah hubungan. Dari sudut pandang masyarakat, hal ini juga memperlihatkan bahwa cinta dan hubungan tidak mengenal batasan usia. Di kultur Indonesia, di mana nikah muda sering kali menjadi norma, Sule menunjukkan bahwa nikah di usia tua pun bisa menjadi pilihan bagi siapa saja. Ini membawa pesan bahwa setiap fase kehidupan menawarkan kesempatan untuk cinta baru dan pengalaman baru, yang dapat memperkaya hidup seseorang sekaligus memberikan makna. Namun, tentu saja ada juga tantangan yang harus dihadapi. Ketika seseorang berusia lebih tua dan memiliki anak atau cucu, akan ada dinamika baru dalam menjalin hubungan. Keluarga, ekspektasi, dan penerimaan antara pasangan baru dan anak-anak atau cucu juga harus diperhatikan. Apapun pilihan yang diambil Sule, diharapkan ia tetap bisa menemukan kebahagiaan, baik itu dalam bentuk hubungan romantis atau dengan terus menghabiskan waktu bersama keluarganya. Dengan berita ini, Sule juga mengingatkan publik akan pentingnya memahami bahwa cinta itu fleksibel dan bisa muncul di berbagai fase dalam hidup. Yang terpenting adalah bagaimana kita dapat menghadapi hari-hari kedepan dengan semangat dan optimisme, terlepas dari latar belakang atau pengalaman hidup yang kita miliki. Ini adalah pelajaran berharga yang dapat diambil dari kisah hidupnya. Secara keseluruhan, keputusan Sule untuk membuka diri terhadap kemungkinan menikah lagi harus dihargai. Ia adalah contoh nyata bahwa kehidupan itu berlanjut, dan setiap orang berhak untuk mencari kebahagiaan, tidak peduli di tahap mana mereka berada dalam perjalanan hidup. Ini adalah cerita yang relevan yang bisa menginspirasi banyak orang untuk tetap terbuka terhadap cinta dan hubungan di usia berapapun.