Menurut mahasiswa, RUU TNI tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dan mengancam demokrasi dan HAM. Berita mengenai penolakan RUU TNI oleh mahasiswa IAIN Lhokseumawe menunjukkan adanya keterlibatan aktif generasi muda dalam isu-isu politik dan kebijakan publik di Indonesia. Tindakan ini mencerminkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya merespons regulasi yang berpotensi mempengaruhi kehidupan masyarakat dan negara. Dalam konteks ini, penolakan RUU TNI bisa jadi merupakan bentuk kepedulian terhadap isu-isu hak asasi manusia, demokrasi, dan otoritarianisme yang mungkin muncul akibat kebijakan tersebut. Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran strategis dalam mendorong demokrasi sehat. Dengan menyuarakan penolakan mereka, mahasiswa IAIN Lhokseumawe bukan hanya menunjukkan sikap kritis terhadap RUU tersebut, tetapi juga mengajak masyarakat luas untuk lebih peka terhadap konten dan implikasi regulasi yang diusulkan. Hal ini penting supaya publik tidak apatis terhadap isu-isu yang seharusnya menjadi perhatian bersama. Selain itu, aksi penolakan ini juga mencerminkan dinamika komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Dalam demokrasi, dialog yang konstruktif antara kedua belah pihak adalah hal yang penting untuk memastikan bahwa kepentingan masyarakat terakomodasi dalam setiap kebijakan. Dengan bersikap tegas terhadap RUU TNI, mahasiswa mengingatkan legislator dan pemangku kebijakan untuk lebih transparan dan responsif terhadap aspirasi masyarakat. Penting untuk dipahami bahwa tidak semua pihak mungkin setuju dengan penolakan tersebut. Ada argumentasi yang mendukung perlunya RUU TNI demi memperkuat pertahanan dan keamanan negara. Namun, perdebatan seperti ini sangat sehat dalam konteks demokrasi, selama dilaksanakan dengan cara yang bermartabat dan berdasarkan data serta fakta yang kuat. Oleh karena itu, pihak yang pro dan kontra harus dapat saling mendengarkan dan bertukar argumen secara konstruktif. Dengan demikian, berita mengenai penolakan RUU TNI oleh mahasiswa ini mencerminkan semangat kebangkitan politik di kalangan pemuda Indonesia. Diharapkan, gerakan ini tidak hanya berhenti di tingkat lokal, tetapi mampu menjadi inspirasi bagi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam isu-isu yang mempengaruhi kehidupan mereka dan masa depan bangsa. Ini adalah langkah awal yang penting menuju masyarakat yang lebih sadar akan hak dan kewajiban dalam berdemokrasi.