Mahasiswa UKSW gelar aksi keprihatinan atas disahkannya RUU TNI dengan orasi dan penyalaan lilin sebagai simbol harapan untuk negeri. Berita mengenai mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang menggelar aksi menyalakan ratusan lilin untuk menolak RUU TNI menunjukkan adanya kesadaran politik di kalangan generasi muda. Aksi tersebut bukan hanya sekadar protes, tetapi juga merupakan bentuk ungkapan ketidakpuasan terhadap kebijakan yang dianggap tidak mencerminkan aspirasi masyarakat. Melalui simbol lilin, mereka menyampaikan pesan bahwa dalam kegelapan, harapan harus selalu ada, dan suara mereka perlu didengar untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. RUU TNI, yang sering kali menjadi sumber kontroversi, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak pihak berpendapat bahwa undang-undang tersebut berpotensi mengurangi pengawasan sipil terhadap militer. Dalam konteks Indonesia, di mana sejarah ketidakadilan oleh kekuatan militer masih membekas, penolakan terhadap RUU ini menjadi penting untuk menjaga prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Mahasiswa sebagai generasi penerus memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kebijakan publik tidak melanggar nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat. Tindakan mahasiswa untuk menggunakan simbol lilin juga menunjukkan kreativitas dalam menyampaikan pesan. Dalam konteks sosial dan politik, simbolisme sering kali menjadi alat yang lebih kuat daripada kata-kata langsung. Dengan menyalakan lilin, mereka menciptakan momen refleksi, tidak hanya untuk mereka sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas untuk memikirkan keadaan negara. Ini mengingatkan kita bahwa perubahan tidak hanya ditentukan oleh keputusan politik semata, tetapi juga oleh keterlibatan aktif masyarakat. Dalam era digital saat ini, penggalangan suara melalui media sosial sangat memungkinkan dan sering kali menjadi kekuatan dalam menggerakkan opini publik. Mahasiswa UKSW, melalui aksi ini, bukan hanya berbicara untuk diri mereka sendiri tetapi juga mewakili suara sejumlah besar orang yang merindukan perubahan yang positif. Secara tidak langsung, mereka berkontribusi dalam pendidikan politik dan mendorong diskusi yang lebih luas tentang isu-isu yang krusial bagi bangsa. Meskipun demikian, penting untuk memperhatikan cara penyampaian aspirasi tersebut. Aksi damai seperti yang dilakukan mahasiswa adalah langkah yang baik, tetapi tetap harus diimbangi dengan pendekatan dialogis. Pemerintah dan para pembuat kebijakan perlu mendengarkan dan mempertimbangkan aspirasi para mahasiswa sehingga dapat terjalin hubungan yang konstruktif. Penolakan bukan hanya tentang menentang, tetapi juga tentang membangun komunikasi untuk mencari solusi yang lebih baik bagi semua pihak. Secara keseluruhan, tindakan mahasiswa UKSW agar menyalakan lilin untuk menolak RUU TNI merupakan refleksi dari semangat kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Ini adalah pengingat bahwa setiap suara, termasuk suara mahasiswa, memiliki kekuatan untuk mempengaruhi arah masa depan bangsa. Dalam konteks ini, kita berharap agar semua pihak dapat saling mendengarkan dan berkolaborasi demi menciptakan Indonesia yang lebih baik dan lebih adil.