Sosok Rosalia Rerek Sogen. Pahlawan Pendidikan yang gugur di Yahukimo. Rosalia menjadi salah satu korban kejahatan KKB Papua. Berita tentang sosok Rosalia Rerek Sogen yang gugur di Yahukimo tentunya menggugah kepedulian kita akan isu pendidikan dan keamanan di Papua. Sebagai seorang pahlawan pendidikan, Rosalia bukan hanya sekadar pengajar, tetapi juga simbol harapan bagi banyak anak-anak di daerah terpencil yang membutuhkan akses pendidikan yang layak. Keberaniannya untuk mengabdikan diri di tengah situasi yang penuh risiko menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap kemajuan pendidikan dan kualitas hidup masyarakat. Kejadian yang menimpa Rosalia adalah contoh yang jelas mengenai tantangan yang dihadapi oleh para pendidik di daerah konflik. Kurangnya keamanan dan stabilitas sering kali menjadi penghalang utama dalam usaha untuk meningkatkan pendidikan di Papua. Pahlawan-pahlawan pendidikan seperti Rosalia berjuang melawan arus, berusaha memberikan yang terbaik bagi generasi mendatang meskipun harus menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok yang mengganggu ketenteraman. Kehilangannya adalah kehilangan yang besar, bukan hanya bagi keluarga dan orang-orang terdekat, tetapi juga bagi banyak anak yang dipimpinnya dalam belajar. Sikap pemerintah dan masyarakat terhadap isu keamanan di Papua juga patut menjadi sorotan. Berita duka seperti ini seharusnya menjadi pemicu bagi para pemangku kepentingan untuk lebih serius dalam menangani masalah kekerasan yang mengganggu pendidikan. Jika guru-guru dan tenaga pendidik lainnya merasa terancam, sulit untuk membangun sistem pendidikan yang kuat dan berkelanjutan. Perlindungan bagi para pendidik harus menjadi prioritas agar mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Di sisi lain, kisah Rosalia juga mengingatkan kita akan pentingnya dukungan masyarakat dan keterlibatan komunitas dalam menjaga lingkungan pendidikan. Hal ini mencakup partisipasi dan kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat setempat untuk menciptakan iklim yang kondusif. Mungkin saatnya bagi kita untuk melakukan refleksi dan bertanya, apa yang bisa kita lakukan untuk menghormati dan meneruskan perjuangan mereka yang telah berkorban demi pendidikan. Kesedihan atas kepergian Rosalia seharusnya tidak berhenti pada momen ini. Ini adalah panggilan untuk terus berjuang demi pendidikan yang lebih baik di Papua dan wilayah-wilayah lain yang mengalami nasib serupa. Setiap langkah kecil, setiap dukungan, serta setiap suara yang berbicara untuk pendidikan dapat membantu mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan. Semoga jiwa dan pengabdian Rosalia selalu dikenang, menjadi inspirasi bagi generasi-generasi mendatang untuk terus berjuang demi pendidikan yang lebih baik dan lebih aman.