Loading...
Yohanes Royandi Arifin tewas setelah jatuh dan tertabrak truk tronton di Jalan Timor Raya Kilometer 12, Kabupaten Kupang, NTT, pada Senin (24/3/2025) malam.
Berita mengenai mahasiswa asal Kupang yang tewas tertabrak tronton adalah sebuah tragedi yang sangat mengharukan dan memicu banyak perasaan. Kejadian seperti ini tidak hanya menyedihkan bagi keluarga dan teman-teman korban, tetapi juga menjadi cerminan masalah keselamatan di jalan raya yang perlu mendapat perhatian lebih. Kecelakaan lalu lintas masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di banyak negara, termasuk Indonesia, dan setiap insiden seperti ini bisa menjadi pengingat pentingnya keselamatan berkendara.
Segudang pertanyaan muncul ketika berita seperti ini dipublikasikan. Apa yang sebenarnya terjadi di lokasi kejadian? Apakah pengemudi tronton mengikuti semua aturan lalu lintas? Apakah ada faktor lain, seperti cuaca atau kondisi jalan yang berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut? Selain itu, kita juga harus mempertimbangkan kesiapan dan kesadaran mahasiswa sebagai pengguna jalan. Pendidikan tentang keselamatan berlalu lintas seharusnya menjadi bagian dari kurikulum sekolah, sehingga generasi muda lebih memahami risiko yang ada ketika berada di jalan.
Kecelakaan ini juga menyoroti pentingnya infrastruktur jalan yang aman dan memadai. Di banyak wilayah, terutama di daerah-daerah terpencil, jalan raya sering kali tidak dirancang dengan baik untuk menampung volume lalu lintas yang ada atau untuk memastikan keselamatan pengguna. Otoritas yang berwenang perlu berinvestasi dalam perbaikan infrastruktur, seperti penambahan lampu lalu lintas, marka jalan yang jelas, dan jalur pedestrian yang aman, agar insiden serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.
Selain aspek infrastruktur, peran pengemudi juga sangat krusial. Kesadaran dan tanggung jawab pengemudi truk besar, seperti tronton, untuk selalu berkendara dengan hati-hati sangat diperlukan, mengingat kendaraan mereka memiliki bobot yang jauh lebih berat dibandingkan dengan kendaraan biasa. Edukasi mengenai keselamatan berkendara yang lebih mendalam, terutama bagi pengemudi angkutan umum dan berat, harus ditingkatkan. Pengemudi harus dilatih untuk memperhatikan kondisi sekitar dan memahami potensi risiko yang mungkin muncul saat berkendara di lingkungan kampus atau kawasan padat aktivitas mahasiswa.
Kehilangan seorang mahasiswa adalah duka yang mendalam, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi komunitas pendidikan. Hal ini bisa memicu diskusi mengenai pentingnya ruang-ruang aman bagi mahasiswa, baik di dalam kampus maupun ketika mereka berada di luar. Kampus seharusnya berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran keselamatan bagi mahasiswa, termasuk mengadakan seminar dan kegiatan yang mengedukasi mereka akan potensi bahaya di jalan raya.
Mari kita berharap kejadian ini menjadi panggilan untuk bertindak, baik bagi pihak berwenang, pendidikan, maupun masyarakat. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehingga tragedi semacam ini tidak terulang lagi di masa depan. Setiap nyawa yang hilang adalah kehilangan yang tak tergantikan, dan sudah saatnya kita berkomitmen untuk melindungi satu sama lain saat kita menjalani kehidupan sehari-hari.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment