Sampah masih jadi masalah besar di Banjarmasin. Imbas dari ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih awal Februari lalu. Berita mengenai tumpukan sampah di TPS Pasar Antasari, Banjarmasin, yang melebihi tinggi orang dewasa adalah suatu gambaran jelas tentang masalah pengelolaan sampah yang semakin mengkhawatirkan. Fenomena ini menunjukkan bahwa isu sampah tidak hanya menjadi masalah estetika, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan masyarakat dan kenyamanan pedagang yang beraktivitas di sekitar pasar. Tumpukan sampah yang tinggi dapat menjadi sarang bagi berbagai penyakit, serta mengundang hama yang dapat merugikan pedagang dan pembeli. Salah satu penyebab utama masalah ini adalah kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Meskipun banyak kampanye dan program mengenai pengelolaan sampah, faktanya masih banyak individu yang mengabaikannya. Selain itu, infrastruktur pengelolaan sampah di Banjarmasin juga harus diperbaiki. Tempat pembuangan sampah (TPS) yang tidak memadai dan kurangnya armada pengangkut sampah bisa menjadi faktor yang memperparah kondisi ini. Jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan untuk memperbaiki jalur pengumpulan dan pembuangan sampah, maka situasi ini akan semakin parah. Lebih jauh, berita ini mencerminkan kebutuhan akan kebijakan yang lebih efektif dalam pengelolaan sampah. Pemerintah daerah harus mempertimbangkan untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang melibatkan semua pihak, termasuk pedagang dan masyarakat umum. Program edukasi mengenai daur ulang dan pemilahan sampah di sumbernya juga merupakan langkah penting yang harus dilakukan. Dengan meningkatkan kesadaran dan memberikan fasilitas yang memadai, diharapkan masyarakat bisa lebih berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Tentu saja, tanggung jawab juga ada pada pihak pedagang dan pengunjung pasar. Mereka perlu lebih disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah sembarangan. Masyarakat harus menyadari bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama. Jika setiap individu bersikap proaktif dan disiplin, masalah tumpukan sampah di TPS bisa diminimalisir. Dalam konteks yang lebih luas, isu tumpukan sampah di TPS Pasar Antasari juga harus dihubungkan dengan upaya perlindungan lingkungan yang lebih besar. Setiap daerah harus memiliki strategi jangka panjang untuk pengelolaan limbah, termasuk mendorong penggunaan produk yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Mengimplementasikan solusi berbasis teknologi, seperti aplikasi untuk pelaporan masalah kebersihan oleh masyarakat, juga bisa menjadi langkah inovatif untuk mengatasi isu ini. Akhirnya, kita harus melihat momen ini sebagai panggilan untuk bertindak. Berita ini seharusnya tidak hanya dianggap sebagai informasi yang mengkhawatirkan, tetapi juga sebagai dorongan untuk meningkatkan kesadaran kolektif dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha. Melalui tindakan bersama, kita dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi seluruh warga Banjarmasin.