Presiden Prabowo menyerahkan zakat fitrah ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Seluruh jajaran Kabinet Merah Putih turut hadir dan ikut menyerahkan zakat. Berita mengenai Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Indonesia, dan Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo, yang menyerahkan zakat fitrah kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Istana dan melakukannya dengan sistem non-tunai, mencerminkan upaya pemerintah untuk mendorong masyarakat agar lebih memanfaatkan teknologi dalam penyaluran zakat. Tindakan ini menunjukkan kesadaran dan kepedulian para pemimpin terhadap kewajiban agama yang juga berfungsi untuk membantu sesama, terutama bagi yang membutuhkan. Penggunaan metode non-tunai dalam penyaluran zakat adalah langkah yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman yang semakin digital. Di era di mana transaksi keuangan sudah banyak beralih ke platform digital, hal ini dapat mempermudah masyarakat untuk melakukan pembayaran zakat tanpa harus bertatap muka. Selain itu, skema non-tunai dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan zakat, yang merupakan hal penting untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga zakat. Di sisi lain, penyerahan zakat oleh pejabat publik seperti Prabowo dan Gibran juga berfungsi sebagai teladan bagi masyarakat. Teladan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang untuk menunaikan kewajiban zakat mereka, serta mempromosikan budaya berbagi dan kepedulian sosial di tengah masyarakat. Ketika para pemimpin ikut serta dalam kegiatan ini, mereka menunjukkan bahwa zakat tidak hanya merupakan kewajiban religius, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial yang lebih luas. Namun, perlu diingat bahwa penyaluran zakat juga harus disertai dengan pemahaman yang baik tentang pengelolaannya. Baznas sebagai lembaga amil zakat diharapkan memiliki sistem yang solid untuk memastikan bahwa dana yang diterima benar-benar disalurkan kepada yang berhak dan dapat memberikan dampak positif bagi penerima. Oleh karena itu, transparansi dalam pengelolaan zakat harus menjadi prioritas agar publik merasa yakin dan nyaman dalam menyalurkan zakat mereka. Secara keseluruhan, langkah yang dilakukan oleh Prabowo dan Gibran ini mencerminkan semangat kebersamaan dalam menghadapi tantangan sosial di masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang mungkin belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga zakat, dan masyarakat dalam pengelolaan zakat dapat menciptakan efek berantai yang positif dan membantu memperbaiki kondisi kehidupan banyak orang. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan akan tercipta kesadaran yang lebih besar akan pentingnya tanggung jawab sosial dan saling membantu di antara sesama.